Asdeki: Lockdown Bisa Rusak Kinerja Perekonomian

Bisnis.com,18 Mar 2020, 20:56 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (Asdeki) menolak jika pemerintah melakukan karantina wilayah atau lockdown terhadap DKI Jakarta sebagai antisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).

Ketua Umum DPP Asdeki Muslan menolak rencana karantina wilayah Ibu Kota sebagai langkah antisipasi penyebaran pandemi virus corona. Pasalnya, upaya tersebut akan berdampak fatal terhadap ekonomi.

"Kami tidak menghendaki pilihan [lockdown] tersebut, selama masih bisa dicari cara lain," tegasnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (18/3/2020).

Pihaknya berharap seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah dapat melaksanakan proteksi atau meminimalisir penyebaran Covid-19. Adapun, saat ini pergerakan container box di DKI Jakarta mencapai 20.000 kontainer per hari.

Muslan memerinci dari 20.000 pergerakan tersebut, 45 persen terdiri atas kontainer 40 feet dan 55 persen ukuran 20 feet. Dengan demikian, jika terjadi lockdown selama 14 hari ada berkisar 280.000 kontainer yang hilang dari sisi pergerakan.

Sejak mulai merebaknya virus corona di Indonesia, Asdeki sudah melakukan sejumlah prosedur mengurangi potensi penyebaran virus tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya, meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala corona di unit kerja masing-masing.

Pihaknya mengimbau semua pihak agar berperilaku hidup sehat dengan lebih sering mencuci tangan menggunakan sabun atau antiseptik (hand sanitizer) serta mengonsumsi makanan sehat agar lebih meningkatkan daya tahan tubuh.

"Selain itu, menyediakan faslitas untuk mencuci tangan baik dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer di beberapa lokasi strategis. Hindari kontak langsung, seperti berjabat tangan, berpelukan, dan gunakan metode salam yang tak harus bersentuh tangan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini