Emiten Telekomunikasi Kompak Memerah, Satu Jatuh ke Level Rp50

Bisnis.com,19 Mar 2020, 20:11 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami
Karyawan memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten-emiten telekomunikasi kompak ikut memerah bersama Indeks Harga Saham Gabungan yang tak berdaya pada perdagangan hari ini Kamis (19/3/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG mengakhiri pergerakannya di level 4.105,42 akibat turun 225,25 poin atau 5,20 persen dibandingkan penutupan sebelumnya. Ini merupakan rapor merah hari keempat berturut-turut.

Penghentian perdagangan sementara atau trading halt juga kembali terjadi untuk keempat kalinya. Hari ini trading halt terjadi setelah perdagangan bergulir sekitar 27 menit atau sekitar pukul 09.37 dan dilanjutkan kembali pada pukul 10.07.

Indeks kemudian makin terkapar di zona merah. Sepanjang perdagangan indeks bergerak pada rentang 4.329,61—4.093,71 dengan aksi jual investor asing mencapai Rp636,03 miliar.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. menjadi salah satu saham penekan indeks. Emiten berkode TLKM ini mengalami penurunan sebesar 190 poin atau 6,67 persen dengan aksi jual investor asing mencapai Rp291,3 miliar.

Penurunan juga dialami saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang langsung mengalami auto rejection bawah sejak pembukaan perdagangan. Tercatat, saham EXCL terdampar si level 1.410 dengan penurunan 105 poin atau 6,93 persen.

Tak jauh berbeda, saham emiten telekomunikasi berwarna kuning PT Indosat Tbk. juga mencatatkan rapor merah. Begitu pasar dibuka, ISAT langsung terkena auto rejection bawah dengan penurunan 6,93 persen di level 1.275.

Emiten telekomunikasi lainnya, yakni PT Smartfren Telecom Tbk juga alami nasib serupa. Kini emiten berkode FREN itu bahkan ada di level Rp50 per lembar saham. FREN sempat menunjukkan sedikit penguatan tapi akhirnya kembali tak berdaya.

Tercatat, sepanjang tahun berjalan FREN membukukan penurunan 63,77 persen. Adapun selama 52 minggu terakhir penurunnnya bahkan mencapai 82,39 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini