Pertumbuhan Ekonomi Jateng Berpotensi Terkoreksi

Bisnis.com,19 Mar 2020, 16:40 WIB
Penulis: Edi Suwiknyo
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, salah satu nadi ekonomi Jawa Tengah.

Bisnis.com, SEMARANG — Target pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah (Jateng) bisa terkoreksi jika penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 tak segera teratasi.

Sejauh ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng telah mengidentifikasi 11 sektor mulai dari industri, pariwisata, hingga investasi yang terdampak Covid-19.

Sektor pariwisata misalnya terpukul karena adanya pembatalan airlines maupun pembatasan kunjungan bagi penumpang dari sejumlah negara.

Selain itu, Pemprov Jateng juga mendata terjadi penurunan volume ekspor perikanan sekitar 50 persen, terutama ke negara China pada periode Januari-Februari 2020 sebesar 34 persen (Januari sebesar 1.060 Ton menjadi 696 Ton pada bulan Februari).

Ekonom Undip Wahyu Widodo mengatakan jika wabah Covid-19 terus berlangsung sampai Mei 2020, maka ada kemungkinan target pertumbuhan ekonomi Jateng pada tahun ini akan terkoreksi.

"Karena bukan saja supply side yang terimbas, tetapi juga dari demand side - nya," kata Wahyu kepada Bisnis yang dikutip, Kamis (19/3/2020).

Wahyu menjelaskan, di level nasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas telah mengoreksi pertumbuhan nasional 2020 turun sekitar -0,3 persen, demikian juga dengan Bank Indonesia (5,0 persen - 5,4 persen).

Dengan proyeksi ini maka target 5,8 persen Jawa Tengah di 2020 akan lebih sulit untuk dicapai. Wahyu bahkan mengatakan jika pemerintah bisa mempertahankan pertumbuhan pada 5,41 persen atau seperti tahun lalu, itu sudah sangat baik.

"Setidaknya, koreksi terjadi pada tahun 2020," ungkapnya.

Jawa Tengah, diakui Wahyu telah menunjukkan kinerja yang baik, ketika pertumbuhan ekonomi nasional jatuh ke 5,02 persen pada 2019, Jateng justru tumbuh 5,41 persen. "Kuncinya jangan sampai corona menyebabkan panic buying," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini