BI Turunkan Proyeksi Kredit, Mandiri (BMRI) & BCA (BBCA) Jelaskan Kondisi Bisnis

Bisnis.com,19 Mar 2020, 21:42 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi menyampaikan sambutan pada Property Expo di Jakarta, Kamis (27/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan akan melakukan penyesuaian bisnis terkait revisi proyeksi pertumbuhan kredit nasional dari Bank Indonesia. Dalam keputusannya, rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit di Tanah Air berkisar 6 sampai 8 persen pada tahun ini.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan target pertumbuhan kredit dibuat dengan memperhatikan beberapa faktor yang menjadi dasar asumsi bank. Faktor tersebut misalnya proyeksi pertumbuhan ekonomi maupun permintaan kredit. Akibatnya saat kondisi eksternal mengalami perubahan, bank juga akan melakukan penyesuaian.

"Bisnis itu mengikuti mekanisme pasar, kalau pasarnya melambat ya bisnis ikut melambat, kalau pasarnya tumbuh bisnis akan ikut tumbuh. Tidak ada practice di dunia yang melawan kondisi pasar," katanya kepada Bisnis, Kamis (19/3/2020).

Pada 2019, Bank Mandiri menyalurkan kredit senilai Rp907 triliun atau tumbuh 10,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai Gross NPL berada di angka 2,33 persen.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan proyeksi pertumbuhan kredit tersebut sudah sejalan dengan kondisi internal perbankan.

Adapun selama 2019, BCA telah menyalurkan kredit sebesar Rp603,743 triliun atau tumbuh 9,5 persen dibandingkan tahun lalu. NPL Gross sebesar 1,3 persen dan NPL Nett 0,5 persen.

Jahja dalam beberapa kali kesempatan menyebutkan pertumbuhan kredit secara industri perbankan pada tahun ini kemungkinan akan sebesar 6 persen. Namun, BCA tetap optimistis mampu mencapai target pertumbuhan kredit sebesar 5 persen hingga 7 persen.

Menurutnya, BCA siap melakukan antisipasi atas dampak tersebut berupa stand by loan. Langkah tersebut disiapkan terutama pada nasabah yang memerlukan dana ekstra karena harus menambah bahan baku tetapi perlu juga peningkatan pembiayaan. Apalagi, dampak corona virus akan mempengaruhi kecukupan bahan baku kegiatan produksi.

"Saya kira proyeksi ini sejalan," katanya.

Adapun Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan kredit pad atahun ini menjadi 6 persen sampai dengan 8 persen. Proyeksi tersebut menurun dari sebelumnya yang sebesar 9 persen sampai 11 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan kredit memang masih perlu menjadi perhatian. Pada Januari 2020, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 6,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Pertumbuhan tersebut sedikit melambat dari realiasi Desember 2019 yang sebesar 6,08 persen pada Desember 2019 (yoy).

Menurutnya, penurunan proyeksi pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan evaluasi pertumbuhan ekonomi 2020. Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomo pada 2020 adalah sebesar 4,2 persen hingga 4,6 persen.

Bank Indonesia menilai pertumbuhan kredit pada 2021 baru akan mengalami peningkatan dengan proyeksi 9 persen sampai dengan 11 persen didorong oleh perbaikan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Ke depan fungsi intermediasi akan terus didorong sehingga dapat menopang pertumbuhan kredit. Kredit pada 2020 diperkirakan tumbuh dalam kisaran 6 persen sampai dengan 8 persen," katanya dalam video conference paparan hasil RDG Kamis, (19/3/2020).

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan masih akan menunggu evaluasi rencana bisnis bank (RBB) untuk merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini.

Adapun pada 2020, OJK menargetkan pertumbuhan kredit industri perbankan mencapai 10 persen sampai 12 persen tahun ini dengan tingkat risiko yang tetap terjaga rendah.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan sekaligus Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana mengatakan, di tengah kondisi perekonomian global yang terdampak virus corona (covid-19), perubahan target pertumbuhan kredit masih menunggu evaluasi RBB perbankan semester I/2020.

"Kan RBB belum masuk, saya masih nunggu RBB nanti 6 bulan, semester satu ya," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini