Wabah Corona Berlanjut, Bisnis BCA Syariah Bisa Terdampak

Bisnis.com,22 Mar 2020, 17:29 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Karyawati BCA Syariah memberikan penjelasan kepada nasabah di Jakarta, Jumat (10/1/2020)

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BCA Syariah memproyeksi dampak corona virus (covid-19) terhadap bisnis perseroan atau kondisi debitur akan terasa pada dua sampai dengan tiga bulan ke depan.

Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengatakan secara umum saat ini kondisi debitur perseroan masih belum begitu terdampak virus corona. Sampai dengan Februari 2020, pembiayaan BCA Syariah masih tumbuh 23 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).

Selain itu, total aset hingga Februari 2020 juga tumbuh 25 persen yoy, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 13 persen, dan profit tercatat naik 15 persen yoy.

Sementara itu, pada Maret 2020 pertumbuhan pembiayaan diperkirakan masih akan berlanjut meskipun secara umum akan mengalami perlambatan.

Hanya saja, diakuinya jika penyebaran virus corona terjadi berkepanjangan akan membuat kinerja perusahaan atau debitur melambat.

"Kami masih memantau kondisi ini, sambil melihat perkembangan. Saat ini belum ada rencana revisi [pertumbuhan pembiayaan], tetapi lihat sikon ke depan," katanya kepada Bisnis, Jumat (20/3/2020).

Adapun, Bank BCA Syariah mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 15,1 persen pada 2019 dibandingkan tahun lalu dengan nilai mencapai Rp67,2 miliar. Pertumbuhan laba tersebut salah satunya didukung oleh pertumbuhan pembiayan yang naik 15,2 persen.

BCA Syariah mencatatkan penyaluran pembiayaan selama 2019 sebesar Rp5,64 triliun.

Perseroan pun menargetkan dapat mencapai pertumbuhan pembiayan double digit atau berada di kisaran 10 persen sampai 15 persen pada tahun ini. Pertumbuhan double digit atau di kisaran 10 persen sampai 15 persen tersebut juga berlaku untuk laba maupun dana pihak ketiga (DPK).

Menurutnya, penyaluran pembiyaan terbesar BCA Syariah berada pada sektor infrastruktur. Dengan kondisi tersebut, perseroan yakin dapat terus bertumbuh karena sebagian besar pembiayaan ke sektor infrastruktur merupakan proyek pemerintah.

Bahkan, diyakini tidak akan ada restrukturisasi pada penyaluran ke proyek infrastruktur. "Untuk saat ini secara umum, debitur kami masih oke. Kami lihat perkembangan dua atau tiga bulan ke depan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini