Positif Corona 55 Pasien, Ridwan Kamil Minta Kota Bekasi Tiru Kebijakan DKI

Bisnis.com,22 Mar 2020, 14:05 WIB
Penulis: Wisnu Wage Pamungkas
Petugas melakukan penyemprotan disinfektan di ruang publik di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com,BANDUNG—Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggelar dua rakor terkait penanganan dan persiapan tes COVID-19 di dua wilayah berbeda, Minggu (22/3/2020) yakni Bogor dan Depok Raya serta Bekasi (Bodebek).

Ridwan Kamil mengatakan data terbaru pada Sabtu (21/3/2020) yang dirilis Pemerintah Pusat, pasien positif corona di Jawa Barat kini bertambah menjadi 55 orang. Menurutnya angka ini terus menunjukan lompatan dari angka sebelumnya.

“Dari 55 itu, 41-nya berasal dari Bodebek. Catatan kami, 13 di Kota Bekasi, 12 di Kota Depok, 8 di Kota Bogor, 4 di Kabupaten Bogor, dan 4 di Kabupaten Bekasi,” katanya dalam rilis podcast yang dibagikan Humas Jabar.

Angka ini menurutnya menunjukan daerah yang berbatasan dengan DKI Jakarta sebagai epicentrum corona paling riskan terkena sebaran. Menurutnya daerah Bodebek menjadi pusat kewaspadaan Pemprov Jabar terkait penanganan corona. “Makin ke arah Selatan, makin kecil. Kecuali Kota Bandung. Kalau lihat petanya itu Bodebek dan Bandung Raya,” ujarnya.

Dalam rakor di Bekasi yang dihadiri Wali Kota Bekasi Rachmat Effendy pihaknya meminta kepala daerah tersebut meniru kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI terutama terkait penghentian aktifitas perkantoran.

“Setiap kebijakan Jakarta, kita copy paste saja pak. Karena virus ini tidak ber-KTP, jadi artinya kalau Jakarta besok meliburkan perkantoran, saya minta malam ini rapat ambil keputusan jangan sampai telat untuk meliburkan kegiatan seperti di Jakarta,” katanya.

Menurutnya jika kegiatan perkantoran dihentikan digantikan dengan kebijakan bekerja di rumah, maka pergerakan virus bisa dihentikan. Ridwan Kamil mencontohkan penerapan lockdown di Italia dan Wuhan China yang berbeda hasil dan menyebabkan tingkat kematian akibat corona lebih tinggi di Italia.

“Di Italia lockdown tapi transportasi masih rame. Ini sama saja bohong, sementara kalau lockdown di China betul-betul lockdown. Mayoritas lansia yang meninggal, kelompok rentan di Kota Bekasi lindungi para lansia, mereka bukan social distancing lagi, lansia jangan kemana-mana, di rumah saja,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini