Bisnis.com, JAKARTA - Upaya industri perbankan untuk menurunkan biaya kredit atau cost of credit pada tahun ini dihadapkan dengan dampak virus corona (covid-19).
Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan mengatakan pada tahun lalu, cost of credit untuk segmen ritel tercatat mengalami penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Bahkan, performance semua retail lending dinilai semakin bagus.
Hanya saja, pada tahun ini di tengah dampak virus corona (covid-19), akan ada dampak terhadap cost of credit yang belum bisa dihitung.
"Menurut saya ada [potensi peningkatan cost of credit] karena ada saja industri yang terdampak dan juga untuk bank dengan keterbatasan kerja sehubangan dengan work from home dan sebagainya," katanya kepada Bisnis, Senin (23/3/2020).
Perlu diketahui, cost of credit CIMB Niaga untuk semua sektor kredit menunjukkan peningkatan tipis dari 1,63 persen pada 2018 menjadi 1,75 persen pada 2019.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan industri perbankan untuk menurunkan cost of credit.
Bank dinilai harus memperketat analisis calon debitur hingga menggunakan teknologi seperti big data dan artificial intelligences untuk menekan potensi resiko kredit.
Selain itu, bank juga harus menyesuaikan remunerasi direksi bank karena ditengah situasi ini biaya pegawai harus diefisienkan mulai dari yang atas.
"Cost of credit berpotensi meningkat kalau tidak dilakukan langkah seperti yang di atas," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel