Antisipasi Inflasi Saat Wabah Corona, Pemerintah Harus Jaga Mata Rantai Pangan

Bisnis.com,25 Mar 2020, 19:02 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Pedagang bawang putih beraktifitas di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengingatkan pemerintah untuk mengantisipasi kenaikan harga-harga yang berpotensi memicu inflasi di tengah merebaknya wabah virus Corona (COVID-19).

Pemerintah diminta tidak hanya memantau inflasi inti dan volatile food, tetapi mengawasi jalur distribusi pangan di berbagai wilayah.

"Dalam situasi seperti sekarang selain menjaga stok pangan, pemerintah perlu mengawasai rantai pasokan pangan. Jangan sampai ada hambatan dan aksi penimbunan yang dilakukan oknum pedagang," katanya ketika dikonfirmasi, Rabu (25/3/2020).

Dia menuturkan faktor pendorong inflasi Maret 2020 masih didominasi bahan pangan. Hal itu terjadi seiring kenaikan harga bawang bombay dan gula di pasar.

Selain komoditas pangan, inflasi maret akan dipengaruhi kenaikan inflasi pada logam mulia, yaitu emas dan perhiasan.

Terkait melonjaknya harga alat kesehatan seperti masker, alkohol, dan hand sanitizer, Yusuf menilai komoditas tersebut tidak berdampak langsung ke inflasi. Pasalnya, sumbangan alat kesehatan terhadap basket inflasi saya pikir relatif kecil.

Namun, dia mengingatkan inflasi juga bisa terjadi karena keyakinan produsen bahwa akan terjadi kenaikan harga.

"Arrtinya karena produsen meyakini bahwa akan terjadi inflasi karena terjadinya inflasi di alat kesehatan," jelasnya.

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia pada minggu III Maret 2020, inflasi Maret 2020 secara tahun kalender sebesar 0,78 persen (year to date), dan secara tahunan sebesar 2,98 persen (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gajah Kusumo
Terkini