Gubernur BI: Jangan Bandingkan Nilai Tukar Rupiah Rp16.000 dengan Krisis 1998

Bisnis.com,26 Mar 2020, 16:45 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui streaming di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kondisi Indonesia saat ini lebih baik dibandingkan krisis ekonomi 1998, meskipun pasar bergejolak akibat penyebaran virus corona (Covid-19).

Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sekarang tidak seburuk situasi saat krisis 1998.

"Mohon maaf, masyarakat jangan membandingkan nilai tukar rupiah [terhadap dolar AS] Rp16.000 sekarang dengan 1998. Dulu itu Rp16.000 dari Rp2.500 per dolar AS. Hampir delapan kali lipat," katanya melalui siaran di Channel YouTube Bank Indonesia, Kamis (26/3/2020).

Dia mengungkapkan rupiah saat ini melemah 12 persen yakni dari sekitar Rp13.800 per dolar AS naik ke level Rp16.000 per dolar AS. Karena itu, kekuatan rupiah periode sekarang jauh lebih baik ketimbang saat krisis ekonomi yang menjerjang Indonesia pada 1998.

Pelemahan rupiah, lanjutnya, didorong sentimen negatif atau kepanikan investor di pasar keuangan karena ketidakpastian virus Corona yang telah menyebar hingga ke Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.

Masifnya penyebaran Covid-19 membuat investor melepas aset keuangan di negara emerging market sehingga membuat permintaan dolar meningkat tajam sejak dua minggu yang lalu. Meski demikian, Perry optimistis kondisi tersebut akan membaik seiring munculnya sentimen positif dari negara-negara maju.

Dia memaparkan sentimen positif di pasar global terjadi setelah senat Amerika Serikat menyetujui usulan paket stimulus fiskal sebesar US$ 2 triliun. Dari total US$2 triliun, dialokasikan US$110 miliar untuk kesehatan, US$350 miliar untuk UMKM, US$250 miliar untuk tenaga kerja, dan US$500 miliar untuk dunia usaha.

Selain AS, Perry mengungkapkan pemerintah negara maju lain yang mengucurkan stimulus fiskal untuk penanganan wabah Covid-19 antara lain Jerman sebesar 10% dari PDB negara itu atau setara dengan US$860 miliar.

"Dua minggu lalu, seluruh dunia panik. Saat ini, kepanikan di pasar keuangan global mereda. Saya tidak mengatakan berakhir, tapi mereda," imbuhnya.

Berdasarkan laporan Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 195 poin atau 1,18 persen ke level Rp16.305 per dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis (26/3/2020).

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,526 atau 0,52 poin ke level 100,524 pada pukul 15.50 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini