Kritik Sejumlah Negara, Ini Pernyataan Keras Bos WHO soal Corona

Bisnis.com,26 Mar 2020, 08:25 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah harus berhenti membuang-buang waktu berharga yang diperlukan untuk memerangi virus corona setelah kesempatan untuk mencegah pandemi corona terbuang sia-sia, kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kita menyia-nyiakan kesempatan pertama. Waktu untuk bertindak sebenarnya lebih dari sebulan yang lalu atau dua bulan yang lalu," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip Bloomberg, Kamis (26/3/2020).

Pernyataan keras dari kepala WHO itu keluar karena kecewa melihat kemajuan dunia melawan penyakit tersebut yang telah melebihi angka 20.000 orang dan terjadi di hampir semua negara.

Lembaga dunia  itu biasanya jarang menyampaikan kritikan terhadap negara-negara anggotanya, kata Mike Ryan, Kepala Program Kedaruratan WHO.

Dia mengatakan dunia masih memiliki peluang kedua, karena 150 negara memiliki kurang dari 100 kasus yang dilaporkan dan masih punya waktu untuk mempersiapkan diri, kata Tedros.

Mereka yang melakukan penguncian telah memenangkan waktu untuk menerapkan langkah-langkah agresif untuk memberantas penyakit ini.

Berapa lama penguncian harus berlangsung tergantung pada tindakan apa yang dilakukan negara untuk memastikan penyakit ini diberantas, kata Tedros.

Dari data yang dikumpulkan, angka kematian secara global akibat virus corona tercatat melebihi angka 20.000 orang. Sedangkan jumlah kasus sebanyak 450.000 kasus seperti dilaporkan BBC.com.

Sebanyak 110,000 orang telah pulih dari virus corona. Sedangkan seperempat dari jumlah penduduk dunia saat ini tengah menjalani penguncian termasuk di India.

Negara bagian New York di Amerika Serikat sendiri melaporkan lebih dari 25.000 kasus infeksi corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini