RUU Stimulus AS Alot, Bursa Saham Asia Melemah

Bisnis.com,26 Mar 2020, 10:00 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Investor mengamati papan perdagangan saham di sebuah kantor perusahaan sekuritas di Shanghai, China./ Qilai Shen - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bursa Asia dibuka melemah menyusul penguatan berturut-turut yang terjadi di pasar global yang pertama kali terjadi sejak pertengahan Februari lalu.

Pasalnya, para investor tengah memperhatikan secara seksama pembahasan paket stimulus ekonomi milik AS untuk menghadapi wabah virus Corona. Saat ini, negosiasi terkait paket ini masih berjalan cukup alot.

Sementara itu, negara-negara di Eropa diperkirakan akan meluncurkan paket stimulus kebijakan fiskalnya dalam waktu dekat.

Portfolio Manager di Janus Henderson Investors Oliver Blackbourn menuturkan paket kebijakan ini dapat meredakan kepanikan masyarakat dan korporasi akan dampak virus Corona terhadap perekonomian AS.

“Meskipun kebijakan ini akan mengurangi dampak negatif ke perekonomian, investor juga perlu memperhatikan perkembangan jumlah kasus penyebaran virus Corona dan respon pemerintah,” katanya dikutip dari Bloomberg, Kamis (26/3/2020).

Kepala Ekonom Wilayah Asia Pasifik di Natixis Alicia Garcia Herrero mengatakan paket kebijakan AS dapat dilakukan karena likuiditas AS yang masih terjaga.

“Pertanyaannya adalah seberapa cepat kebijakan ini dapat segera diberlakukan sebelum virus Corona menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap perekonomian,” katanya.

Berdasarkan data dari Bloomberg, nilai indeks Topix di Jepang terkoreksi 2,8 persen hingga pukul 10.28 waktu setempat ditengah upaya pemerintah melakukan pembatasan pergerakan manusia ditengah wabah virus corona.

Pelemahan juga terjadi pada indeks Kospi di Korea Selatan yang terkoreksi 0,9 persen, sementara itu Hang Seng Hong Kong dan S&P/ASX 200 Australia mengalami kenaikan 0,3 persen.

Dari pasar mata uang, yen Jepang mengalami kenaikan 0,6 persen di posisi 110,57 per dolar AS. Tren penguatan juga terjadi pada nilai beli mata uang Euro yang naik 0,2 persen ke US$1,095 serta mata uang Yuan sebesar 0,2 persen di level 7,115 per dolar AS.

Di pasar obligasi, tingkat imbal hasil obligasi AS (US Treasury) tenor 10 tahun turun 6 basis poin ke posisi 0,82 persen. Obligasi tenor 10 tahun milik Australia juga terkoreksi 6 basis poin ke level 0,92 persen.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate terkoreksi 1,5 persen ke US$24,10 per barel dan harga emas mengalami penurunan 0,8 persen di US$1.604 per ons.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini