Bank Sentral Thailand Pertahankan Suku Bunga Acuan

Bisnis.com,26 Mar 2020, 07:05 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Kantor pusat Bangkok Bank di Bangkok, Thailand./bangkokbank.com

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Thailand, The Bank of Thailand, memutuskan untuk mempertahankan nilai suku bunga acuannya setelah sempat memangkasnya pada pertemuan darurat minggu lalu.

Dilansir dari Bloomberg, Bank Sentral Thailand mempertahankan suku bunga acuan di level 0,75 persen. Pemotongan suku bunga acuan terakhir dilakukan pada 20 Maret lalu dalam pertemuan darurat.

Pada pertemuan komite kebijakan moneter negara tersebut, empat anggota memilih untuk mempertahankan, sementara dua anggota menginginkan pemangkasan serta satu anggota komite tidak hadir.

Deputi Gubernur The Bank of Thailand Titanun Mallikamas mengatakan, meskipun memilih untuk tidak kembali memangkas suku bunga, pihaknya tetap siap untuk melakukan penurunan apabila masih dibutuhkan. Bank Sentral akan fokus memantau pergerakan pasar, termasuk nilai tukar mata uang Baht.

Menyusul kebijakan tersebut, indeks SET melanjutkan tren penguatannya ke posisi 1.099,32 atau menguat 6,3 persen. Sementara itu, nilai mata uang Baht terhadap dolar AS mengalami kontraksi 0,3 persen.

Kepala Ekonom Burin Adulwattana Bangkok Bank Pcl menyayangkan kebijakan Bank Sentral yang mempertahankan nilai suku bunga. Menurutnya, ditengah ketidakpastian global yang tengah meningkat, Bank Sentral seharusnya memanfaatkan seluruh ruang gerak kebijakan moneter yang ada.

“Kami memperkirakan Bank Sentral dapat kembali memotong (suku bunga acuan) 25 basis poin. Ekonomi Thailand saat ini sedang berada di ambang resesi dengan downside risk yang sangat besar, sekarang adalah saatnya mereka melakukan semua upaya yang dapat dilakukan,” katanya dikutip dari Bloomberg, Kamis (26/3/2020).

Selain itu, Bank Sentral Thailand juga memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Mereka memperkirakan perekonomian negara tersebut akan terkontraksi 5,3 persen setelah sebelumnya diprediksi bertumbuh 2,8 persen. Ekspor dan pariwisata yang menjadi motor utama perekonomian Thailand menjadi sektor yang terdampak paling besar dari penyebaran virus corona.

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha telah menetapkan status darurat pandemi virus corona yang mulai berlaku pada Kamis ini. Thailand juga akan melakukan penutupan sejumlah wilayah perbatasan dan mengisolasi sejumlah area di Bangkok.

Sebelumnya, pemerintah Thailand telah menggelontorkan paket stimulus ekonomi senilai US$3,6 miliar. Dari nilai tersebut, sebanyak US$1,37 miliar diantaranya akan berbentuk bantuan tunai kepada para pekerja yang terdampak pandemi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini