Pemerintah AS Sepakat Stimulus US$2 T, Rupiah Menguat Tajam

Bisnis.com,26 Mar 2020, 08:38 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah melanjutkan penguatannya melawan dolar AS, membuka perdagangan Kamis (26/3/2020) bertahan di zona hijau bersama dengan mayoritas mata uang Asia dan aset berisiko lainnya.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp16.205 per dolar AS, terapresiasi 1,79 persen atau 295 poin. Penguatan tersebut menjadi kinerja mata uang terbaik di antara rekan Asia lainnya.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,39 persen ke level 100,656. 

Pada Rabu (25/3/2020) pagi waktu setempat, Kongres Amerika Serikat telah menyetujui paket stabilisasi ekonomi senilai US$2 triliun, termasuk memberikan bantuan tunai langsung, tunjangan pengangguran untuk perorangan, uang untuk negara bagian, dan dana talangan besar untuk bisnis.

Paket kebijakan itu disebutkan menjadi stimulus terbesar yang digelontorkan oleh pemerintah AS dalam sejarah modern. Adapun, paket kebijakan itu berhasil menjadi katalis positif untuk mayoritas aset berisiko dan mengurangi tekanan likuidasi aset untuk beralih ke dolar AS.

Kepala Global Strategi FX Toronto Dominion Bank Mark McCormick mengatakan bahwa kesepakatan stimulus oleh Pemerintah AS yang cukup alot itu dapat membantu meredam pukulan terhadap perlambatan ekonomi.

“Namun, kami tidak berpikir itu akan membantu keseluruhan aset berisiko. Jalan di depan masih akan berombak,” ujar Mark seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (26/3/2020).

Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah berpotensi kembali melemah seiring dengan bertambahnya kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia.

Saat ini, total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 790 pasien terjangkit dan korban jiwa juga meningkat menjadi 58 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini