Imbas Corona, Penerbangan Cathay Pacific Berkurang 96 Persen

Bisnis.com,26 Mar 2020, 11:17 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Cathay Pacific. /Wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA - Cathay Pacific dan Cathay Dragon akan mengurangi kapasitas penumpang di seluruh jaringannya sebesar 96 persen pada April dan Mei sehubungan dengan penurunan permintaan yang signifikan akibat pandemi virus Corona (Covid-19).

Langkah ini juga merespon adanya kebijakan pembatasan perjalanan di sejumlah negara yang merupakan bagian dari rencana respons kesehatan global.

Cathay Pacific dan Cathay Dragon akan mengurangi jadwal operasional untuk pesawat penumpang pada April dan Mei, tetapi kapasitas pesawat kargo tetap beroperasi normal.

Cathay Pacific Chief Customer and Commercial Officer Ronald Lam mengatakan kemampuan perusahaannya untuk bertahan di tengah pengurangan frekuensi penerbangan akan tergantung pada jumlah penambahan pembatasan perjalanan yang diberlakukan oleh pemerintah di seluruh dunia yang selanjutnya akan berdampak pada berkurangnya jumlah penumpang.

"Sebagai maskapai penerbangan yang berbasis di Hong Kong, penting bagi kami untuk terus menyediakan jaringan penumpang dan kargo dari dan ke Hub Hong Kong. Kami berusaha mempertahankan jumlah penerbangan yang terbatas ke dan dari tujuan utama di jaringan kami, memastikan penerbangan-penerbangan utama ini tetap berjalan normal,” jelasnya dalam keterangan, Kamis (26/3/2020).

Cathay Pacific akan mengoperasikan tiga penerbangan per minggu ke 12 tujuan, yaitu London (Heathrow), Los Angeles, Vancouver, Tokyo (Narita), Taipei, New Delhi, Bangkok, Jakarta, Manila, Kota Ho Chi Minh, Singapura dan Sydney.

Sementara itu, Cathay Dragon akan mengoperasikan tiga penerbangan per minggu ke 3 tujuan yakni Beijing, Shanghai (Pudong), dan Kuala Lumpur.
 
Dia menjelaskan meski jaringan kargo Cathay tetap berjalan normal, pihaknya juga meningkatkan kapasitas kargo dengan menyediakan layanan carter atau sewa pesawat dan mengoperasikan layanan penumpang tertentu yang telah ditangguhkan khususnya untuk pengiriman udara agar memenuhi permintaan pelanggan kargo.
 
“Kami perlu mengambil langkah-langkah sulit yang tegas karena skala tantangan yang dihadapi industri penerbangan global saat ini belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

Dia mengaku maskapainya tidak punya pilihan selain mengurangi kapasitas penumpang secara signifikan karena pembatasan perjalanan semakin mempersulit pelanggan untuk melakukan perjalanan dan hal tersebut menyebabkan permintaan menurun secara drastis.

“Meskipun kedepannya kami akan lebih banyak menghadapi tantangan, kami tetap percaya diri mengenai masa depan perusahaan secara jangka panjang, Hong Kong sebagai Hub dan kemampuan kami untuk berkembang di Asia Pasifik,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini