Emiten Properti Tutup Sejumlah Mal, Pendapatan Berulang Terdampak

Bisnis.com,29 Mar 2020, 12:25 WIB
Penulis: Pandu Gumilar
Lotte Shopping Avenue di Jakarta./Bisnis-Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA – Penutupan dan pembatasan sejumlah pusat perbelanjaan yang terafiliasi dengan emiten properti bakal mempengaruhi pendapatan berulang pada awal tahun.

Kebijakan itu diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta dalam Surat Edaran Nomor 160/SE/2020 tentang Penutupan Sementara Kegiatan Operasional Industri Pariwisata dalam upaya kewaspadaan terhadap penularan infeksi "Coronavirus Disease" (COVID-19).

Penutupan dan pembatasan usaha wisata dan tempat hiburan di DKI Jakarta berlaku terhitung 23 Maret hingga 5 April 2020. Beberapa pusat perbelanjaan sudah menutup sementara atau mengurangi pembatasan jam operasional.

Direktur Independen Ciputra Development Tulus Santoso mengatakan kebijakan itu bakal mempengaruhi segmen pendapatan berulang perseroan pada kuartal I/2020. Pasalnya, tanpa penutupan atau pengurangan jam operasional saja pengunjung sudah berkurang.

Meski demikian perseroan belum mengikuti anjuran tersebut karena masih berdialog dengan pemilik tenant.

“Pengunjung pasti turun [karena dampak penyebaran virus covid-19]. Namun, sementara ini kami belum menutup karena masih melihat situasi dan kondisi,” katanya kepada Bisnis.com pada Minggu (29/3/2020).

Tulus menambahkan perseroan tidak menutup kemungkinan melakukan penutupan atau pembatasan apabila diperlukan. Selain itu, para pemilik tenant juga menyetujui keputusan yang diambil oleh manajemen.

Sebagai informasi, meskipun jumlah pengunjung berkurang PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) masih memberlakukan nilai sewa sesuai kontrak. Belum ada potongan atau diskon harga sewa tenant.

Adapun pada tahun ini, emiten yang dirintis oleh Sang Begawan Properti Ciputra itu menargetkan segmen pendapatan berulang bisa berkontribusi 30 persen dari total pendapatan.

Menilik dari hasil laporan keuangan total pendapatan kuartal III/2019, segmen pendapatan berulang yang dikoleksi dari mal, hotel, rumah sakit dan kantor menyumbang sekitar Rp1,38 triliun. Jumlah itu setara dengan 29,67 persen dari total pendapatan CTRA sebesar Rp4,65 triliun.

Di sisi lain, Vice President Head of Corporate Communication Lippo Karawaci Danang Kemayan Jati mengatakan belum dapat memperkirakan seberapa besar dampak dari penutupan mal yang dimiliki oleh Grup Lippo tersebut.

Sebagai informasi, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) mengelola 51 mal dengan luas area kotor mencapai 3,4 juta meter kubik. Adapun unit usaha mal perseroan yang sudah ditutup sementara ialah Lippo Mall Puri, Lippo Mall Kemang dan Lippo Mall Kuta antara 27 Maret sampai dengan 9 April.

Pada September 2019, segmen retail mal mencatatkan pertumbuhan 16,47 persen menjadi Rp205,47 miliar dari posisi tahun lalu sebesar Rp176,60 miliar. Pada segmen ini perseroan mencatkan laba Rp110,24 miliar.

Selain itu, jaringan mal milik PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) juga ditutup sementara, seperti Summarecon Mall Bekasi dan Summarecon Mall Serpong antara 25 Maret sampai dengan 7 April. Begitu pula dengan PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) yang menghentikan sementara operasional Plaza Indonesia dan FX Sudirman antara 25 Maret sampai dengan 10 April.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini