Bank Borong Surat Berharga, Indef Ingatkan Tetap Salurkan Kredit

Bisnis.com,29 Mar 2020, 15:13 WIB
Penulis: Maria Elena
Ilustrasi / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengingatkan perbankan tetap objektif dalam meyiapkan dana untuk penyaluran kredit. Pernyataan ini merupakan respon atas munculnya trend pembelian surat berharga oleh sejumlah bank besar untuk mengelola likuiditas yang berlebih di tengah kondisi krisis Covid-19.

Menurut Bhima kecenderungan bank besar menaruh dana perbankan yang berlebihan di surat utang, imbasnya akan mengganggu proses intermediasi keuangan.

"Ini [menempatkan dana di surat berharga] dilakukan dengan pertimbangan, menjaga likuiditas jangka pendek dan menghindari risiko kredit yang terlalu tinggi. Tren ini pernah terlihat pada saat krisis subprime mortgage 2008 dan krisis utang Eropa tahun 2015," katanya kepada Bisnis, Jumat (27/3/2020).

Bhima menilai, dalam situasi perekonomian di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, bank tetap harus mengucurkan kredit, terlebih bagi perusahaan yang saat ini membutuhkan untuk menjaga arus kas.

"Beberapa pelaku usaha membutuhkan kucuran kredit agar cashflow terjaga dan mencegah PHK. Jadi bank juga diharapkan objektif melihat kepentingan sektor riil yang lebih luas," tutur Bhima.

Analis dari PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. Rully Nova mengatakan pilihan menempatkan dana di surat berharga tetap akan dilakukan perbankan, apalagi di situasi saat ini, guna memenuhi likuiditas bank.

"Sampai saat ini realisasi kredit bank masih tumbuh sesuai dengan target bank, di mana ekspansifnya di awal sudah disetting tidak sebesar tahun lalu, tentunya dengan kondisi saat ini likuiditas harus diperkuat dengan penempatan surat berharga yang cukup," kata Rully

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini