Pendapatan Asli Daerah Jabar Dipastikan Terpengaruh Virus Corona

Bisnis.com,30 Mar 2020, 18:13 WIB
Penulis: Wisnu Wage Pamungkas
Petugas Samsat sedang melayani warga urus pajak kendaraan bermotor./Antara

Bisnis.com, BANDUNG - Raihan sektor pendapatan asli daerah (PAD) Jawa Barat pun diperkirakan terhuyung-huyung akibat dampak penyebaran virus corona.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jabar Hening Widiatmoko mengkonfirmasi pendapatan harian dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBKN) baru dan bekas dipastikan terpengaruh.

"Ada banget [pengaruh]. Terjadi penurunan pendapatan karena wajib pajak ada yang tidak berani ke Samsat. Yang pakai e-Samsat juga belum nambah signifikan," katanya kepada Bisnis, Senin (30/3/2020).

Menurutnya pemberlakuan social distancing dan work from home guna menekan penyebaran virus corona (COVID-19) membuat pihaknya sepanjang pekan lalu menutup layanan. Pekan ini layanan hanya dibuka untuk Samsat Induk dan outlet saja.

"Samsat keliling, Samsat Gendong dan Samsat Masuk Desa serta Kios Samsat tutup," tuturnya.

Belum lagi pengurangan jam layanan yang hanya setengah hari membuat berefek pada pengurus surat-surat kendaraan baru harus diurus. Mengingat tanda nomer kendaraan bermotor sementara hanya berlaku untuk 30 hari. "Belum lagi yang harus ulang tahun ke 5 harus cek fisik," ujarnya.

Hening mencontohkan saat kasus positif corona pertama kali diumumkan berasal dari Depok, selama dua hari kantor layanan Samsat di sana berhenti mengakibatkan pihaknya merugi Rp2 miliar/hari. Social distancing dan ditutupnya layanan tatap muka membuat sektor pendapatan tergerus.

“Depok begitu diumumkan positif itu kantor layanan langsung sepi,” ujarnya.

Dengan kondisi saat ini masyarakat yang sudah siap membayar PKB pun diprediksi karena berpikir ulang untuk tidak melakukan pembayaran. Karena, itu pihaknya harus siap dalam kondisi apapun untuk mengejar target PKB di Jabar yang mencapai 63,3 persen untuk tahun 2020 ini.

"Jadi (pengaruh corona) ini bukan langsung ke pajaknya, kalau ekonomi melambat orang jadi berpikir untuk bisa bayar pajak, karena daya beli tadi menurun. Kami tidak berharap itu menjadi lama," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini