Februari 2020, Perlambatan Kredit Terjadi Hampir pada Semua Segmen

Bisnis.com,31 Mar 2020, 13:11 WIB
Penulis: Maria Elena
Ilustrasi bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia mencatat kinerja fungsi intermediasi perbankan mengalami perlambatan pertumbuhan, yang terjadi pada hampir seluruh sektor.

Per Februari 2020, kredit perbankan yang disalurkan tercatat senilai Rp5.544,0 triiun atau tumbuh 5,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sebelumnya pada Januari 2020, Bank Indonesia mencatat kredit tersalurkan senilai Rp5.514,4 triliun atau tumbuh 5,7 persen yoy.

Perlambatan penyaluran kredit terjadi pada debitur korporasi dan perorangan. Pertumbuhan kredit korporasi melambat dari 5,2 persen yoy pada Januari 2020 menjadi 4,6 persen yoy pada Februari 2020.

Pada saat yang sama, debitur perseorangan juga melambat, dari 6,6 persen yoy pada Januari 2020 menjadi 6,3 persen yoy pada Februari 2020.

Sementara berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan kredit juga terjadi pada segmen modal kerja, investasi dan konsumsi.

Kredit modal kerja tercatat hanya tumbuh 2,6 persen yoy. Kontributor perlambatan tersebut di antaranya pada sektor konstruksi, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran.

Kredit investasi tercatat mengalami sedikit perlambatan, dari 10,1 persen yoy pada Januari 2020 menjadi 10,0 persen pada Februari 2020. Perlambatan terjadi pada sektor konstruksi, keuangan, real estat, dan jasa perusahaan.

Sementara kredit konsumsi tercatat tumbuh 6,1 persen yoy pada Februari 2020, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 6,2 persen yoy, yang disebabkan oleh melambatnya kredit pemilikan rumah (KPR).

Di samping itu, kredit ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga melambat dari 8,2 persen yoy pada Januari 2020 menjadi 7,8 persen yoy pada Februari 2020.

Berdasarkan penggunaannya, perlambatan terjadi pada seluruh jenis kredit UMKM, di antaranya segmen investasi dan modal kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini