Hadapi COVID-19, BI Sebut Perbankan Indonesia Masih Kuat

Bisnis.com,31 Mar 2020, 15:59 WIB
Penulis: Maria Elena
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui streaming di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan industri perbankan Tanah Air masih dalam kondisi yang sangat kuat dalam menghadapi tekanan akibat penyebaran pandemi COVID-19.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kondisi ini terlihat dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang saat ini masih berada di kisaran yang tinggi, yakni 23%.

Di samping itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan ratio/NPL) industri perbankan juga masih dalam kondisi yang terjaga. Sebelum COVID-19 merebak, Perry menyebut NPL perbankan secara gross berada pada level 2,5 persen dan NPL net 1,3 persen.

"Kondisi perbankan Indonesia saat ini sangat kuat dibandingkan dengan situasi di 2008, apalagi dibandingkan 1997 1998," katanya dalam paparan yang disampaikan melalui streaming, Selasa (31/3/2020).

Perry menuturkan, wabah COVID-19 membuat dunia usaha tertekan. Misalnya pelaku UMKM menjadi tidak bisa beroperasi. Berkurangnya produksi menyebabkan pelemahan ekonomi. Hal ini juga akan meningkatkan risiko di perbankan.

Oleh karena itu, lanjutnya, Bank Indonesia saat ini bersama dengan Kementerian Keuangan, OJK, dan LPS tengah menyiapkan paket kebijakan stimulus yang lebih besar, sehingga dampak ke perbankan lebih bisa dimitigasi.

Perry mengutarakan, selama ini, Bank Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang juga mendukung penguatan industri perbankan, di antaranya penurunan suku bunga acuan, BI memastikan likuiditas di perbankan lebih dari cukup, serta relaksasi ketentuan makroprudensial, pasar uang, dan pasar valuta asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini