Lonjakan Kasus di AS Mengkhawatirkan, Bursa Asia Bergerak Variatif

Bisnis.com,01 Apr 2020, 09:51 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di Asia bergerak variatif pada perdagangan hari ini, Rabu (1/4/2020), di tengah kekhawatiran investor terhadap lonjakan jumlah kasus virus corona di Amerika Serikat.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix dan Nikkei 225 terpantau melemah masing-masing 0,67 persen dan 1 persen. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 menguat 0,3 persen dan 0,67 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng melemah 0,32 persen meskipun dua bank terbesar di Hong Kong, Standard Chartered Plc dan HSBC Holdings Plc, menunda pembayaran dividen karena wabah COVID-19.

Kontrak berjangkan indeks S&P 500 turun sekitar 1 persen setelah Presiden Donald Trump memperingatkan datangnya periode "menyakitkan" dalam dua minggu ke depan, dengna kasus COVID-19 di New York melonjak hingga 9.000.

"Di AS, data masih cukup mengkhawatirkan dan puncaknya mungkin terjadi dalam beberapa minggu ke depan," ungkap Bob Parker, anggota komite investasi di Quilvest Wealth Management, seperti dikutip Bloomberg.

"Data ekonomi jelas mulai membaik di China pada Maret setelah Januari dan Februari yang sangat lemah."

Indeks manajer pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) sektor manufaktur di China melonjak ke level 50,1 yang menandakan ekspansi pada bulan Maret 2020. Angka ini jauh melebihi ekspektasi sebesar 45,5 dan melonjak dari posisi bulan sebelumnya di level 40,3.

Bursa shaam global mengakhiri kuartal I/2020 dengan pelemahan 22 persen, yang menjadikannya kuartal terburuk sejak akhir 2008. Namun, wabah COVID-19 diperkirakan menyeret dunia jatuh ke dalam jurang resesi, dengan para ekonom pesimis terhadap potensi rebound kuat dalam pertumbuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini