Penutupan Perkebunan Sawit Akibat Corona di Malaysia Ditentang Pengusaha

Bisnis.com,02 Apr 2020, 17:49 WIB
Penulis: Reni Lestari
Kebun sawit./ Joshua Paul - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah negara bagian Sabah, Malaysia, memerintahkan penutupan perkebunan kelapa sawit di enam distrik hingga 14 April 2020. Keputusan tersebut diambil setelah sejumlah pekerja di wilayah dengan 1,54 juta hektar perkebunan kelapa sawit itu dinyatakan positif mengidap corona.

Menurut perkumpulan petani, penutupan ini memengaruhi sekitar 75 persen produksi kelapa sawit Malaysia dan sekitar 100.000 pekerja. Atas keputusan tersebut, perusahaan kelapa sawit Malaysia memperingatkan bahwa penutupan operasional perkebunan akan memperparah penyebaran virus Corona dengan membanjirnya arus pekerja migran di tengah pengetatan pasokan pangan.

Alih-alih menghentikan penyebaran virus, menurut kelompok itu, penutupan perkebunan mungkin berdampak sebaliknya. Menurut Jeffrey Ong, Presiden Asosiasi Pemilik Tanah Malaysia, perkebunan dan petani kecil yang tidak mampu membayar pekerja mungkin terpaksa melakukan eksodus ke kota tetangga atau ke luar negeri untuk mencari penghidupan.

Joseph Tek, kepala eksekutif perusahaan perkebunan IJM Plantations Bhd. mengatakan para petani juga khawatir tentang dampak sosial yang disebabkan oleh perintah penutupan itu. Menurutnya risikonya lebih besar dibandingkan dengan membiarkan para pekerja tetap berada di dalam perkebunan yang telah menerapkan langkah-langkah keamanan ketat.

"Sejumlah besar pekerja asing yang akan menganggur berjumlah puluhan ribu, mungkin akhirnya meninggalkan perkebunan dan mencari peluang kerja di tempat lain atau keluar untuk tujuan lain," kata Tek, dilansir Bloomberg, Kamis (2/4/2020).

Dia melanjutkan, akan ada pergerakan pekerja yang tidak diantisipasi pihak berwenang. Para pekerja ini bahkan mungkin kembali ke keluarganya di desa. Jika para pekerja membawa virus, maka penyebarannya akan berlangsung cepat.

Selain itu, dampak ekonominya juga bisa besar. Menutup keenam kabupaten dapat berdampak sebanyak 9 persen dari produksi bulanan Malaysia dan memangkas cadangan April. Menurut Ivy Ng, Kepala Riset Agribisnis Regional CIMB, kebijakan itu juga akan memangkas pendapatan pekebun seperti FGV Holdings Bhd. Dan Hap Seng Plantations Holding Bhd.

FGV dan penanam terkemuka Sime Darby Plantation Bhd. telah mengajukan banding atas keputusan tersebut, sementara Wilmar International Ltd, perusahaan penyulingan minyak kelapa sawit terbesar di dunia, mengatakan penutupan akan berdampak pada kilang.

"Ironinya adalah bahwa penutupan perkebunan dan pabrik kelapa sawit akan berdampak langsung pada kemampuan kilang untuk beroperasi. Ini secara tidak langsung akan berdampak pada pasokan dan produksi produk makanan dan minyak goreng yang merupakan barang-barang penting di Malaysia," kata Wilmar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andya Dhyaksa
Terkini