Ini Cara PLN Setrum 433 Desa Tertinggal

Bisnis.com,03 Apr 2020, 12:47 WIB
Penulis: Yanita Petriella
Warga melintas di dekat logo Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan seluruh desa di Indonesia mendapatkan aliran listrik pada 2020. Saat ini masih terdapat 433 desa di Indonesia yang belum dapat menikmati listrik.

Rapat Terbatas Program Listrik Perdesaan, 3 April 2020 yang digelar Presiden Joko Widodo melalui konferensi video dan diikuti beberapa kementerian dan lembaga memutuskan, koordinasi antarkementerian akan dilakukan mengingat kondisi geografis desa-desa yang sangat berat. Sasaran Program Listrik Perdesaan sebagian besar berada di Provinsi Papua dan Papua Barat.

“Saya perintahkan kepada beberapa kementerian untuk mendukung program ini. Termasuk TNI untuk membantu proses operasinya di lapangan. Setelah dipaparkan tadi, saya tahu, tidak mungkin PLN bisa mengerjakannya sendirian,” ujar Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas tersebut.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan arahan Presiden Joko Widodo sangat jelas, yaitu meminta PLN berkoordinasi dengan pihak lain sesegera untuk mempercepat program ini.

“Tadi disampaikan oleh Bapak Presiden, program ini tidak semata-mata bertujuan menghadirkan listrik di desa-desa di Papua. Diharapkan, dengan hadirnya listrik, ekonomi dan produktivitas warga meningkat dan anak-anak bisa belajar sampai malam hari,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (3/4/2020).

Untuk menyelesaikan pekerjaan besar ini, PLN berinovasi secara non-konvensional, karena menarik jaringan baru ke desa-desa tersebut akan memakan waktu lama dan biayanya sangat besar.

“Kita tahu medan di Papua sangat berat. Sebagian besar desa-desa tersebut berada di pegunungan ribuan meter. Tidak ada jalan, tidak ada transportasi. Untuk itu, kita gunakan pendekatan spatial optimization dan pattern recognition. Dengan cara itu, kita manfaatkan energi setempat. Untuk menyimpannya, PLN berinovasi menggunakan tabung listrik atau talis. Mirip powerbank, tapi bisa untuk menerangi satu rumah, karena talis ini konsepnya memang berukuran portabel yang bisa ditenteng,” tutur Zulkifli.

Tabung Listrik sendiri merupakan inovasi lanjutan kerja sama PLN dengan lima perguruan tinggi yaitu UI, ITB, IPB, UGM, dan Universitas Cendrawasih, yang pada tahun 2019 meluncurkan program Papua Terang.

Program tersebut melibatkan 500 mahasiswa dari lima perguruan tinggi tersebut. Talis adalah hasil inovasi tahap berikutnya yang dikembangkan dari program tersebut.

Sementara itu, dalam pelaksanaannya, PLN mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Salah satunya TNI. Mengingat sebagian dari desa-desa tersebut berada di titik-titik yang masih rawan, TNI akan berpartisipasi dalam pengamanan pelaksanaannya.

Adapun, Kementerian Pedesaan, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes & PDTT) dan Pemda di dua provinsi Papua akan mendukung pengadaan tabung listriknya.

Untuk memastikan ketersediaan anggaran, Kemenkeu akan menjadikan Program Listrik Perdesaan masuk dalam penganggaran negara, sedangkan Kementerian BUMN memastikan adanya tatakelola yang baik ( Good Corporate Governance) dalam pelaksanaannya. Program ini juga didukung oleh Kantor Staf Presiden, Sekretariat Kabinet, Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian ESDM.

Zulkifli mengutarakan, bahwa secara internal PLN sudah menyiapkan program perancangan detail Program Listrik Perdesaan. “Begitu situasi pandemi Covid-19 sudah normal, kami akan segera mengeksekusinya,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini