AP Kargo Akui Ada Penurunan Kinerja Logistik

Bisnis.com,03 Apr 2020, 06:49 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Petugas beraktivitas di Terminal Kargo dan Pos Bandara Jenderal Ahmad Yani yang berada di lokasi baru seusai diresmikan, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/1/2019)./ANTARA-Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura Kargo, anak usaha PT Angkasa Pura II (Persero), mencatatkan penurunan pergerakan kegiatan logistik yang dikelolanya selama kuartal I/2020.

Direktur Operasional dan Komersial APK Riyanto H. Cahyono menjelaskan tren penurunan aktivitas kargo sebetulnya telah dialami sebelumnya sejak awal 2019 akibat kenaikan atau surat muatan usaha (SMU) atau airwaybill oleh maskapai.

"Decline beberapa bandara sebenarnya terjadi dari awal 2019 [jika dibandingkan dengan pecapaian pada 2018] dikarenakan kenaikan SMU kargo oleh maskapai," jelasnya, Kamis (2/3/2020).

Dia menjelaskan dari 19 bandara yang dikelola induk usahanya, empat bandara diantaranya dikeluarkan dari perhitungan karena baru dikelola pada akhir 2019 dan awal tahun ini. Empat bandara tersebut diantaranya Kertajati di Jawa Barat, kemudian Tjilik Riwut di Palangkaraya, Bandara Raden Intan di Lampung, dan Fatmawati Soekarno di Bengkulu.

Pihaknya menyebut lonjakan aktivitas kargo terbesar dialami oleh Bandara Sultan Thaha Saifuddin di Jambi sebesar 271 persen. Pergerakan naik dari 2.074 ton menjadi 7.688 ton hingga kuartal I/2020.

Sementara itu, aktivitas penurunan terbesar dialami bandara Husein Sastranegara sebesar 84 persen dari 2.025 ton menjadi 323 ton.

Riyanto menjelaskan sebelum mewabahnya virus corona  penurunan di Bandara Palembang, Jambi dan Pekanbaru juga sebagai dampak beroperasionalnya jalur tol Bakauheni-Terbanggi Besar. Operasional tol tersebut membuat banyak perusahaan kargo yang melakukan pengiriman barang lewat darat dari dan menuju Jakarta.

Sementara itu, selama kuartal I/2020 pergerakan pesawat yang dikelola APII justru meningkat sebesar 3,44 persen dari 178.624 pergerakan menjadi 184.776 pergerakan. Pergerakan meningkat karena maskapai menambah kapasitas untuk mengantisipasi peningkatan permintaan di rute domestik.

Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, lanjutnya, yang merupakan bandara tersibuk di Indonesia, jumlah pergerakan pergerakan pesawat turun tipis 0,26 persen atau menjadi 93.599 pergerakan dari sebelumnya 93.847 pergerakan.

Sementara, Bandara Kualanamu di Deli Serdang, jumlah pergerakan pesawat mengalami peningkatan 3,68 persen dari sebelumnya 15.657 pergerakan menjadi 16.223 pergerakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini