Antisipasi Covid-19, Maroko Lepaskan 5.654 Tahanan Terpilih

Bisnis.com,05 Apr 2020, 17:12 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Ilustrasi penjara./Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Raja Mohammed VI dari Maroko dilaporkan mengampuni 5.654 tahanan dan akan dibebaskan sebagai langkah untuk melindungi mereka dari wabah Covid-19, menurut Kementerian Kehakiman negara itu.

Seperti dikutip ArabNews.com, Minggu (5/4/2020), para tahanan itu dipilih berdasarkan usia, kesehatan yang lemah, waktu yang dihabiskan di penjara dan perilaku yang baik, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Negara Afrika utara itu sejauh ini telah mengkonfirmasi sebanyak 919 kasus Covid-19, termasuk 59 kematian.

Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengampuni 10.000 tahanan termasuk para tahanan politik untuk menghormati tahun baru Iran pada Jumat, 20 Maret lalu.

"Mereka yang akan diampuni tidak akan kembali ke penjara. Hampir setengah dari para tahanan terkait keamanan akan diampuni juga," kata Juru Bicara Kementerian Kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili kepada televisi pemerintah.

Sementara itu, Kantor Kepresidenan Tunisa mengumumkan membebaskan 1.420 tahanan dalam bentuk amnesti untuk meringankan kepadatan di penjara. Menurut pernyataan itu, Presiden Kais Saied juga memerintahkan peningkatan tindakan sanitasi di penjara.

Penjara-penjara di Amerika Serikat (AS) juga membebaskan tahanan karena kasus infeksi virus mematikan itu setelah diperiksa di penjara. Wali Kota Bill de Blasio bulan lalu  mengatakan bahwa Kota New York telah melepaskan tahanan yang “rentan” terinfeksi.

Langkah itu diambil beberapa hari setelah Los Angeles dan Cleveland membebaskan ratusan tahanan dari penjara di kotanya.

Sedangkan Pemerintah New Jersey akan membebaskan hingga 1.000 narapidana demi menangkal penyebaran wabah itu.

Sementara itu Afghanistan sebelumnya juga dilaporkan membebaskan 10.000 tahanan berusia di atas 55 tahun untuk membendung penyebaran wabah Covid-19. Akan tetapi para tahanan yang dibebaskan tidak termasuk anggota kelompok militan Taliban atau ISIS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini