Amerika Serikat Hadapi Pekan Terberat Lawan Virus Corona

Bisnis.com,06 Apr 2020, 06:22 WIB
Penulis: Newswire
Seorang pria mengenakan masker di Times Square, New York./Bloomberg-John Nacion/STAR MAX/IPx via AP Photo

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat memasuki pekan paling genting selama krisis virus corona dengan jumlah korban tewas melonjak di New York, Michigan, dan Louisiana.

Negara bagian yang paling terpukul adalah New York, dengan 600 kematian baru dengan total 4.159 kematian dan 122.000 total kasus per Minggu (5/4/2020).

Seperti dilansir Antara, mayat-mayat korban Covid-19, penyakit pernapasan mirip flu yang disebabkan oleh virus corona, ditumpuk dalam kantong oranye terang di dalam kamar mayat sementara di luar Pusat Medis Wyckoff Heights di Brooklyn.

Kepala operasional Korps Layanan Kesehatan Masyarakat AS Jerome Adams memperingatkan di Fox News Sunday bahwa masa sulit ada di depan tetapi

"Ada cahaya di ujung terowongan jika setiap orang melakukan bagian mereka selama 30 hari ke depan," katanya.

Menurutnya, pekan ini menjadi minggu paling sulit dan paling menyedihkan dalam kehidupan kebanyakan orang Amerika. Bahkan, dia menyebut kondisi ini akan mirip seperti momen Pearl Harbor, momen 9/11. “Hanya saja itu tidak bersifat lokal," tambahnya.

Tempat-tempat lainnya seperti Pennsylvania, Colorado, dan Washington DC mulai memperlihatkan peningkatan kematian. Gugus tugas penanganan virus corona Gedung Putih memperingatkan ini bukan waktunya untuk pergi ke toko kelontong atau tempat-tempat umum lainnya.

Sebagian besar negara bagian telah memerintahkan penduduk untuk tinggal di rumah kecuali untuk keperluan penting, guna memperlambat penyebaran virus di AS di mana lebih dari 321.000 orang dinyatakan positif dan lebih dari 9.100 orang telah meninggal.

Namun, beberapa gereja mengadakan pertemuan besar pada Minggu Palma, awal Pekan Suci di gereja-gereja Kristen.

"Kami menentang aturan karena perintah Tuhan adalah menyebarkan Injil," kata Tony Spell, pendeta Gereja Life Tabernacle di pinggiran kota Baton Rouge, Louisiana.

Louisiana telah menjadi tempat paling berbahaya dalam penularan virus. Pada Sabtu (4/4), negara bagian itu melaporkan lonjakan kematian menjadi 409 dan lebih dari 12.000 kasus.

Gubernur John Bel Edwards mengatakan kepada CNN pada Minggu bahwa negara bagian itu kemungkinan kehabisan ventilator pada Kamis mendatang.

Pakar medis Gedung Putih memperkirakan antara 100.000 – 240.000 orang Amerika dapat terbunuh dalam pandemi, bahkan jika perintah untuk tinggal di rumah diikuti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: David Eka Issetiabudi
Terkini