Pasar Perumahan Sekunder Tumbuh Melambat pada Kuartal Pertama Tahun Ini

Bisnis.com,06 Apr 2020, 15:23 WIB
Penulis: Ilham Budhiman
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Property Watch menyatakan bahwa selama kuartal pertama 2020 pasar properti cenderung tumbuh melambat disebabkan oleh beberapa faktor.

CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan bahwa perlambatan tersebut dikarenakan adanya tekanan hebat sejak sentimen virus corona jenis baru atau Covid-19 mulai melanda Indonesia pada awal Maret 2020. 

"[Pergerakannya] masih terlihat pertumbuhan [pada kuartal pertama 2020], tetapi dampak [hebatnya] baru terasa pada kuartal berikutnya," kata Ali kepada Bisnis, Senin (6/4/2020).

Ali menjelaskan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan oleh IPW, secara umum pasar perumahan sekunder telah menunjukkan pertumbuhan tipis pada awal tahun ini. 

Hanya saja, lanjutnya, perlambatan itu diperparah pada saat memasuki akhir kuartal pertama 2020 ketika aktivitas pasar properti relatif menurun cukup signifikan lantaran isu corona yang menjadi faktor utama.

Sejalan dengan itu, harga pasar sekunder pada kuartal pertama 2020 juga terlihat cenderung melambat. Menurut Ali, kondisi ini diperkirakan terus berdampak pada pergerakan harga pada kuartal berikutnya. 

"Pergerakan pasar sekunder mulai terlihat bertumbuh pada awal tahun, tetapi memasuki bulan Maret sebagian besar wilayah menunjukkan aktivitas pasar yang menurun sehingga memengaruhi pergerakan harga secara triwulanan," ujarnya. 

Ali mengatakan bahwa sebagian wilayah masih memperlihatkan pertumbuhan positif di kuartal pertama 2020. Meskipun demikian, jika melihat kondisi saat ini, tren tersebut diperkirakan turut melambat pada kuartal kuartal 2020.

Dalam survei IPW, Bali menjadi wilayah dengan perlambatan tertinggi dan hanya bertumbuh 0,23 persen pada kuartal pertama 2020, diikuti secara berturut-turut oleh Surabaya 0,28 persen, DKI Jakarta 0,29 persen, dan Yogyakarta 0,34 persen. 

Sementara itu, kata Ali, beberapa wilayah masih memperlihatkan pertumbuhan lebih tinggi meskipun secara melambat. Palembang bertumbuh menjadi 0,48 persen, Bandung  0,49 persen, Makassar 0,50 persen, dan Balikpapan bertumbuh 0,86 persen.

Ali menjelaskan bahwa aktivitas pasar yang menurun juga diikuti dengan banyaknya pembatalan atau penundaan transaksi di pasar sekunder.

Kondisi ini ditambah dengan adanya aturan jaga jarak fisik atau physical distancing yang berimbas pada layanan Badan Pertanahan Nasional dan notaris. 

"Komunikasi secara online relatif belum dapat dilakukan secara maksimal," ujar Ali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini