Tekan Dampak Corona, Uni Eropa Gagal Mencapai Kesepakatan

Bisnis.com,08 Apr 2020, 16:22 WIB
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Bendera Uni Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan seluruh negara anggota Uni Eropa gagal menghasilkan kesepakatan untuk menekan dampak penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Menteri Keuangan seluruh negara anggota Uni Eropa itu melakukan pembahasan melalui konferensi video yang berlangsung sejak Selasa (8/4/2020) waktu setempat untuk membahas mengenai kebijakan ekonomi yang akan ditempuh dalam menekan dampak pandemi virus Corona.

Seperti dilaporkan Bloomberg, dua orang sumber dalam, mengatakan sumbu kegagalan itu terutama muncul dari sikap berlawanan antara Belanda dan Italia. Keduanya berselisih menyoal penggunaan kredit terhadap dana talangan untuk membiayai kebutuhan negara-negara lain.

Tak cuma itu, para menteri dari sebagian besar negara peserta juga masih terlibat perdebatan soal isyarat penerbitan utang pembiayaan bersama.

Usai rapat yang berlangsung tak kurang dari 16 jam itu, seluruh menteri menyepakati bahwa akan ada pembahasan ulang pada Kamis (9/4/2020) besok demi mencari kata sepakat.

Sentimen positif, coba disebarkan oleh Menteri Keuangan Perancis, Bruno Le Maire dan wakil Jerman, Olaf Scholz. Usai pertemuan, dalam percakapan Twitter keduanya sama-sama menggemborkan pentingnya mencapai kesepakatan dalam negosiasi ini.

Meski demikian, belum ada sinyal kuat bahwa kesepakatan bakal terjalin di antara seluruh negara anggota dalam waktu dekat.

Adapun, pemimpin-pemimpin Uni Eropa menugaskan para menteri agar dalam negosiasi berikutnya membawa solusi baru untuk mengatasi pukulan ekonomi akibat pandemi.

Pada pertemuan perdana setidaknya pembicaran berfokus kepada tiga hal. Pertama, soal penerapan mekanisme stabilitas Eropa, bailout untuk area-area negara tertentu, dan tawaran kredit senilai lebih 2 persen dari pendapatan blok Uni Eropa.

Kedua, soal penyusunan dana jaminan yang rencananya bakal dikelola European Investment Bank. Dana ini diharapkan dapat mennghasilkan lebih dari 200 miliar euro yang bisa digunakan untuk bantuan likuiditas perusahaan.

Kemudian, yang terakhir adalah menyoal skema reasuransi kerja senilai 100 miliar euro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini