Repo Line US$60 Miliar dari Fed AS Sudah Siap, BI: Tidak Akan Dipakai Jangka Pendek

Bisnis.com,09 Apr 2020, 14:32 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui video streaming di Jakarta, Kamis (2/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Fasilitas repurchase agreement line (repo line) yang diberikan bank sentral AS, Federal Reserve, telah siap digunakan.

"Kerja sama repo line siap, tetapi tidak ditargetkan digunakan dalam jangka waktu pendek," tegas Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Kamis (9/4/2020).

Repo line ini bernilai sebesar US$60 miliar dan akan digunakan sebagai antisipasi kebutuhan dolar AS untuk menopang cadangan devisa.

Menurut Perry, hal terpenting dari fasilitas ini adalah vote of confidence dari bank sentral AS bagi Indonesia. Pasalnya, tidak semua negara bisa mendapatkan fasilitas ini.

Selain dengan The Fed, tuturnya, BI juga mendapatkan repo line dengan Bank for International Settlement (BIS). BIS adalah 'bank-nya' untuk bank sentral. BIS merupakan lembaga keuangan internasional tertua di dunia yang mulai beroperasi sejak 1930. 

Hampir semua bank-bank Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australia, dan Afrika Selatan, berpartisipasi di dalam atau berhubungan erat dengan aktivitas BIS. 

Dari BIS ini Bank Indonesia mendapatkan komitmen sebesar US$2,5 miliar. Selain itu, BI mendapatkan repo line dari Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) sebesar US$3 miliar dan bank sentral dari sejumlah negara kawasan sebesar US$500 juta-US$1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini