Beras Impor Bulog Sisa 600.000 Ton, Bagaimana Kualitasnya?

Bisnis.com,09 Apr 2020, 14:20 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (12/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog (Persero) menyatakan masih menyimpan stok beras sisa impor 2018 sebesar 600.000 ton. Jumlah tersebut setara dengan 41,6 persen dari total stok beras sebesar 1,44 juta ton yang saat ini dikelola perusahaan.

Meski didatangkan lebih dari 2 tahun lalu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan bahwa kualitas beras tersebut masih terjaga. Dia mengatakan Bulog rutin melakukan pengecekan kualitas dan hal tersebut telah dipastikan oleh Presiden Joko Widodo yang belum lama ini meninjau langsung gudang penyimpanan Bulog.

"Kami sudah cek, beras masih sangat layak dikonsumsi karena kami selalu merawat beras itu sesuai prosedur fumigasi," kata sosok yang akrab disapa Buwas itu dalam Rapat Dengar Pendapat Virtual bersama Komisi IV DPR RI, Kamis (9/4/2020).

Dia menjelaskan bahwa setiap beras yang akan dikeluarkan dari gudang Bulog bakal melalui proses pengolahan terlebih dahulu sehingga diperoleh kualitas terbaik. Kemasan penjualan pun disebutnya telah menggunakan mekanisme kedap udara.

"Dengan kemasan tersebut dijamin bagus dan tidak mungkin ada kutunya. Kalau terselip telur kutu, tidak akan menetar. Tidak akan terjadi lagi ada kutu beras," lanjutnya.

Terkait dengan penyaluran, Buwas menerangkan pihaknya masih menjalankan mekanisme distribusi ke pasar dan toko ritel modern. Dia pun menjelaskan bahwa pihak juga mengoptimalisasi penyaluran lewat kanal dagang elektronik demi memfasilitasi konsumen yang geraknya terbatas selama wabah Covid-19.

“Kami sudah sediakan layanan belanja daring dan ada di 8 kota besar termasuk Jakarta dan Medan lewat toko daring panganandotcom. Kami bekerja sama dengan Shopee sehingga distribusinya lebih murah,” kata Buwas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini