Dirjen WHO Dikomentari Rasis hingga Diancam Dibunuh Dalam Penanganan Corona

Bisnis.com,09 Apr 2020, 09:06 WIB
Penulis: Syaiful Millah
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhenom Ghebreyesus /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa dirinya telah menerima ancaman rasis hingga kematian terkait upayanya dalam mengendalikan pandemi virus corona baru atau COVID-19.

“Saya dapat memberi tahu Anda serangan pribadi telah berlangsung selama lebih dari dua atau tiga bulan. Komentar rasis, menyatakan saya hitam atau Negro ... Bahkan ancaman kematian.” kata Tedros Ghebreyesus dalam konferensi pers seperti dikutip Business Insider, Kamis (9/4).

Kata-katanya yang penuh semangat itu datang sembari meminta negara-negara di seluruh dunia untuk tidak mempolitisasi pandemi virus corona baru ini. Secara khusus, Ghebreyesus meminta China dan Amerika Serikat untuk bekerja sama.

Sebagaimana diketahui, presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini mengancam akan menghentikan pendanaan ke WHO terkait kontroversi dukungan organisasi yang dinilai condong ke China, “Jika Anda tidak mengingkan kantong mayat lagi, maka jangan dipolitisir,” kata Ghebreyesus.

Dia juga menyatakan bahwa dirinya tidak begitu mempedulikan komentar rasis atau ancaman yang datang kepadanya. Justru, dia menyebut bangga menjadi orang kulit hitam atau seperti yang disebut banyak orang dengan istilah Negro.

“Saya tidak peduli siapa yang mengatakan apa tentang saya. Saya lebih memiliki fokus untuk menyelamatkan hidup orang banyak. Mari kita bertarung keras untuk menekan dan mengendalikan virus ini,” tandasnya.

Sebagai informasi, Tedros Adhanom Ghebreyesus saat ini berada di tahun ketiga dari masa lima tahun kepemimpinannya di WHO. Dia merupakan orang Afrika pertama yang menjadi direktur jenderal di organisasi dalam 72 tahun sejarah lembaga tersebut.

Dia dihormati sebagai pemimpin dunia dalam tanggap darurat kesehatan global dan telah menerima penghargaan dari dana kemanusiaan Presiden Jimmy Carter untuk kontribusinya terhadap kesehatan global pada 2011.

Adapun, namanya kembali santer menjadi perhatian dalam kasus COVID-19 yang telah menjadi pandemi global ini. Beberapa pihak menyebut bahwa Ghebreyesus dan WHO terlalu mengikuti langkah dan omongan negara China tentang kasus ini.

Padahal, ada banyak organisasi dan ilmuwan yang mempertanyakan beberapa hal tentang kasus virus di China, termasuk alasan penundaan laporan awal ke WHO dan transparansi data statistik resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini