Kewalahan Tangani COVID-19, Filipina Larang Dokter Ke Luar Negeri

Bisnis.com,11 Apr 2020, 23:48 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Penumpang mengantri untuk naik kereta Mass Rapid Transit (MRT) menjelang jam malam yang diberlakukan karena corona virus di Mandaluyong City, Metro Manila, Filipina, Senin (16/3/2020). Bloomberg/Veejay Villafranca

Bisnis.com, JAKARTA-Filipina memberlakukan larangan sementara bagi dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya bepergian ke luar negeri di tengah merebaknya wabah virus corona di negara itu.

Akan tetapi langkah itu membuat marah diplomat terkemuka negara tersebut dan berjanji untuk melawan larangan itu.

Badan Ketenagakerjaan Luar Negeri Filipina mengeluarkan resolusi pada tanggal 2 April yang menghentikan kepergian pekerja untuk 14 profesi medis selama masa keadaan darurat negara.

“Larangan itu seharusnya diumumkan beberapa minggu yang lalu dan bukannya mendadak,” ujar Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin melalui akun Twitter resminya seperti dilansir Bloomberg.com, Sabtu (11/4/2020.

Locsin menyatakan larangan itu membuat beberapa perawat yang kembali ke pos mereka di Layanan Kesehatan Nasional Inggris baru-baru ini dicegat di bandara Manila. “Pertarungan belum berakhir. Kami akan melawan larangan di kabinet,” katanya

Dia mengatakan, pihaknya tidak akan pernah menyerahkan membela hak konstitusional untuk bepergian dan hak kontrak untuk bekerja di mana ada kebutuhan untuk bekerja.

Filipina, yang mengirim ribuan praktisi medis untuk bekerja di luar negeri, tengah berupaya untuk memperkuat sistem layanan kesehatan yang kewalahan oleh pandemi COVID-19 di dalam negeri.

Pasalnya, sebanyak 24 dokter dilaporkan meninggal dunia karena COVID-19, menurut perkiraan sebuah Asosiasi Rumah Sakit Swasta.

Sementara itu, situs lokal Philstar.com melaporkan Departemen Kesehatan Filipina telah mengkonfirmasi tambahan 233 kasus positif COVID-19 pada Sabtu (10/4), sehingga menjadikan penghitungan resmi menjadi 4.428 kasus di negara tersebut.

Sedangkan angka kematian Covid-19 lokal saat ini mencapai 247 orang, setelah departemen Kesehatan mengumumkan 26 kematian baru. Angka itu merupakan jumlah kematian tertinggi yang dilaporkan dalam satu hari pada pekan ini.

Adapun, jumlah pasien baru yang sembuh dilaporkan sebanyak 17 orang  sehingga jumlah totalnya menjadi 157 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini