Vaksin Covid-19 Siap Digunakan September Ini

Bisnis.com,12 Apr 2020, 11:10 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Seorang peneliti bekerja di laboratorium pusat pencegahan dan pengendalian penyakit di Nanyang, Provinsi Henan, China tengah, pada 4 Februari 2020./Antara-Xinhua

Bisnis.com, JAKARTA - Profesor vaksinasiologi dari Universitas Oxford, Sarah Gilbert menyatakan vaksin Virus Corona (Covid-19) akan siap digunakan pada September 2020 atau sekitar 6 bulan mendatang.

Dalam dua pekan, atau sekitar akhir April 2020, percobaan terhadap manusia akan segera dilakukan. Hal ini menjadi angin segar setelah sebelumnya para ahli menduga penemuan vaksin akan memakan waktu sekitar 12--18 bulan.

“Ini [September 2020] bukan hanya dugaan, kami memiliki lebih banyak data untuk dilihat,” kata Gilbert, mengutip Bloomberg, Minggu (12/4/2020).

Gilbert melanjutkan bahwa vaksin akan menjadi solusi untuk menormalkan kembali mobilitas manusia. Seperti diketahui saat ini berbagai negara di dunia telah menerapkan pembatasan sosial hingga lockdown atau mengunci rapat pergerakan manusia di wilayahnya.

Adapun Gilbert saat ini memimpin sebuah tim percepatan pengendalian Covid-19 di Inggris. Tim yang dia pimpin merupakan satu dari belasan tim di seluruh dunia yang melakukan riset mengenai vaksin Covid-19.

Kendati formula dari vaksin siap pada September 2020, tetapi memproduksi jutaan dosis vaksin yang diperlukan dunia dapat memakan waktu berbulan-bulan. Gilbert mengatakan dia sedang berdiskusi dengan pemerintah Inggris tentang pendanaan, dan memulai produksi sebelum.

Berdasarkan data yang dirangkum Universitas John Hopkins, Inggris tercatat sebagai 10 negara dengan pasien Covid-19 terbanyak di dunia. United Kingdom melaporkan 79.885 kasus positif atau berada di urutan ketujuh, hingga Minggu (12/4/2020) pukul 10.45 WIB. Angka kematian di wilayah ini 9.892, sedangkan total pasien sembuh 625 orang.

Sementara itu secara global, Covid-19 telah menginfeksi 1,77 juta orang. Sebanyak 108.862 orang di antaranya meninggal dunia, sedangkan 404.236 lainnya telah dinyatakan sembuh.

Amerika Serikat dan beberapa negara eropa seperti Spanyol, Italia, Prancis, dan Jerman melaporkan kasus positif tertinggi di dunia. China, yang melaporkan kasus pertama, berada di urutan keenam dengan jumlah kasus positif 79.885 orang.

Pada periode yang sama, Indonesia tengah mencatat eskalasi kasus positif. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per Sabtu (11/4/2020) kasus positif bertambah 330 orang. Dengan demikian total pasien sejak kasus pertama diumumkan pada awal Maret 2020 sebanyak 3.842 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini