Kematian akibat Covid-19 Tinggi, New York Malah Wacanakan Buka Lockdown

Bisnis.com,13 Apr 2020, 13:43 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Seorang pria mengenakan masker di Times Square, New York./Bloomberg-John Nacion/STAR MAX/IPx via AP Photo

Bisnis.com, JAKARTA – Angka kematian akibat penyakit virus corona (Covid-19) di negara bagian New York tetap tinggi. Namun, Gubernur Andrew Cuomo justru mewacanakan soal membuka kembali karantina wilayahnya (lockdown).

Atas kebijakan lockdown tersebut yang telah diberlakukan sejak Maret itu, para pekerja bisnis yang dianggap tidak terlalu penting diminta tidak ke kantor. Akan tetapi, Cuomo mengecualikan kebijakan itu pada lembaga keuangan, apotek, rumah sakit, media, pabrik dan perusahaan transportasi.

Tak sampai di situ, rumah judi, area gym, pusat teater, pusat perbelanjaan, taman hiburan dan arena bowling, ataupun layanan seperti tukang cukur dan salon rambut juga harus ditutup demi membendung penyebaran corona.

Di sisi lain, korban jiwa akibat Covid-19 terus bertambah. New York mencatat 758 korban jiwa lebih lanjut pada Minggu (12/4/2020), hari keenam berturut-turut dengan catatan angka kematian mencapai lebih dari 700 orang. Angka tertinggi dicatatkan pada 9 April sebanyak 799 orang.

Dengan demikian, menurut Departemen Kesehatan, total jumlah korban jiwa di negara bagian itu telah mencapai 9.385 orang hingga kini atau sekitar 10 persen dari total jumlah korban jiwa yang dilaporkan di seluruh dunia.

Kendati demikian, menurut Cuomo, tren menunjukkan bahwa epidemi virus ini tengah memuncak dan negara bagian tersebut dapat mulai merencanakan untuk membuka kembali aktivitas-aktivitas masyarakatnya yang akhir-akhir ini dilarang.

Dia mencatat tren positif yang tampaknya semakin kuat. Hanya 53 kasus baru diterima di rumah sakit semalam, angka terendah sejak epidemi ini dimulai.

“Penerimaan dan intubasi perawatan intensif naik sedikit tetapi tidak signifikan,” ungkap Cuomo, dalam suatu konferensi pers di Albany, seperti dilansir dari Bloomberg.

Sebagai kepala pemerintah sebuah pusat epidemi virus corona di AS, Cuomo beralih ke cara terbaik untuk membuka kembali wilayahnya. Menurutnya, kunci langkah ini adalah upaya terkoordinasi dengan wilayah tersebut, yang melibatkan sekolah, pemerintah, dan bisnis.

Cuomo juga mengatakan akan menandatangani perintah eksekutif yang mengimbau para pengusaha untuk memberi pekerja esensial mereka masker atau perlindungan wajah, serta memperluas siapa saja yang dapat melakukan tes antibodi.

"Kita harus pintar dalam cara kita membuka kembali. Hal terakhir yang ingin kita lihat adalah peningkatan dalam laju infeksi dan peningkatan dalam angka-angka yang sudah sangat kita perjuangkan untuk turun,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Cuomo menyatakan ketidakpuasannya dengan keputusan Wali Kota New York City Bill de Blasio untuk menutup sekolah-sekolah umum di kota itu selama sisa tahun akademik.

Namun, Cuomo tidak mengatakan akan menolak langkah yang diambil de Blasio meskipun menegaskan bahwa ia memiliki otoritas hukum atas sekolah-sekolah di New York City.

De Blasio sendiri tak membesar-besarkan perselisihannya dengan Cuomo dan berulang kali tampak menghindari isu soal siapa yang memiliki otoritas tertinggi atas sekolah-sekolah umum di New York City.

“Yang lebih penting daripada aturan dan hukum adalah semacam pertanyaan moral, apa hal yang tepat dilakukan untuk anak-anak, keluarga, orang tua, pendidik kita guna melindungi kesehatan dan kesejahteraan mereka dan semua orang yang melakukan kontak dengan mereka? Hal yang benar untuk dilakukan adalah menutup sekolah-sekolah,” ujar de Blasio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini