Stok Daging Diklaim Aman Meskipun Impor Telat

Bisnis.com,14 Apr 2020, 10:34 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Warga berbelanja di salah satu pusat perbelanjan modern di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (27/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim stok daging dan produk hewani dalam keadaan aman, bahkan surplus di tengah pandemi Covid-19.

Dia menyatakan ketersediaan daging yang dipasok dari produksi lokal tetap bisa menopang kebutuhan domestik meskipun importasinya, terutama produk daging kerbau berpotensi mengalami keterlambatan.

"Neraca kita untuk protein daging itu, termasuk di dalamnya adalah daging sapi, kerbau, dan ayam serta telur semua surplus. Walaupun impornya terlambat atau tepat waktu tidak bersoal, karena daging lokal kita sebenarnya siap dari neraca yang ada," kata Syahrul dalam penandatangan kerja sama Kementerian Pertanian dengan mitra distribusi protein hewani di Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Mengingat ketersediaan tak menjadi kendala, Syahrul mengemukakan bahwa tantangan saat ini adalah kesiapan dalam mendistribusi pangan tersebut dari daerah produksi ke daerah dengan kebutuhan tinggi. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya sendiri menjalin kesepakatan lewat nota kesepahaman dengan sejumlah mitra untuk menyediakan produk protein hewani.

"Saya ingin tiap daerah melaporkan pada saya kesiapannya dengan mitra. Laporan ini akan saya sampaikan ke Presiden RI bahwa 34 provinsi nanti sudah ada hub-hub pertanian khususnya peternakan," lanjutnya.

Adapun menyitir data Kementerian Pertanian, terdapat kebutuhan protein hewani yang masih dipasok dari pengadaan luar negeri, yakni daging sapi atau kerbau. Dari total kebutuhan selama Maret sampai Mei 2020 yang berjumlah 201.730 ton, 109.253 ton di antaranya dipasok dari impor dan 141.028 ton dipasok dari produksi dalam negeri.

Sementara itu, untuk produk hewani lainnya, neraca memang memperlihatkan kondisi surplus. Seperti daging ayam ras yang produksinya diperkirakan mencapai 987.196 ton dan kebutuhan sebesar 881.204 ton.

Telur ayam ras pun menunjukkan pasokan yang surplus dengan potensi produksi selama periode ini sebesar 1,28 juta ton dan ditambah stok awal Maret 27.582 ton. Sementara kebutuhan berjumlah 1,28 juta ton sehingga terdapat surplus 24.906 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini