Kepercayaan Bisnis Australia Merosot ke Rekor Terendah

Bisnis.com,14 Apr 2020, 11:18 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne

Bisnis.com, JAKARTA – Kepercayaan bisnis Australia anjlok pada bulan Maret ke level terendah dalam sejarah survei karena penutupan industri akibat upaya membendung penyebaran virus corona.

National Australia Bank Ltd. (NAB) Indeks sentimen turun ke -66 dari -2 pada Februari, penurunan terbesar dalam catatan. Indeks kondisi bisnis yang mengukur perekrutan, penjualan dan laba,  merosot ke minus 21 dari 0.

"Layanan rekreasi dan pribadi mencatat tekanan terbesar, tidak mengejutkan mengingat sektor-sektor ini ditutup secara efektif," kata NAB dalam sebuah pernyataan.

“Tingkat pesanan jatuh ke level terendah dalam sejarah, sementara pemanfaatan kapasitas juga mengalami penurunan tajam. Secara keseluruhan, penurunan pesanan dan kondisi bisnis menyiratkan penurunan besar dalam PDB dalam 6 bulan ke depan,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

Pengangguran di Australia diperkirakan melonjak hampir dua kali lipat kuartal ini menjadi 10 persen dan akan naik menjadi 15 persen jika bukan karena langkah-langkah stimulus fiskal. Pemerintah dan Bank Sentral telah mengumpulkan suntikan fiskal dan moneter senilai A$320 miliar (US$205 miliar) atau sekitar 16,4 persen dari produk domestik bruto.

Survei ini memperkirakan penurunan tajam dalam indeks ketenagakerjaan ke -20 pada bulan Maret dari level 1 bulan sebelumnya, yang menurut NAB konsisten dengan "kenaikan tajam" dalam pengangguran.

Ekonom memperkirakan 30.000 mengalami PHK pada bulan Maret dan tingkat pengangguran naik menjadi 5,4 persen.

Kepala ekonom NAB megatakan meskipun kebijakan stimulus moneter dan fiskal tidak akan mampu mengimbangi tekanan jangka pendek, hal tersebut akan sangat penting dalam mendukung aktivitas dalam fase pemulihan.

"Ada risiko signifikan bahwa pukulan terhadap kepercayaan bisnis sebesar ini untuk jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kejatuhan berkelanjutan dalam hal pertumbuhan lapangan kerja dan pengeluaran modal bisnis," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini