Permintaan Rendah, Impor Barang Modal dan Bahan Baku Diprediksi Anjlok

Bisnis.com,15 Apr 2020, 17:47 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Aktivitas karyawan di pabrik karoseri truk di kawasan industri Bukit Indah City, Purwakarta, Jawa Barat, belum lama ini. Selain kebutuhan lapangan kerja yang semakin besar, produktivitas industri manufaktur dinilai perlu lebih digenjot guna menghindari ancaman jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap. /Bisnis-NH

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memprediksi impor barang modal dan bahan baku/penunjang akan mengalami penurunan lantaran masih berlangsungnya wabah virus Corona (Covid-19).

Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana mengatakan penurunan impor, khususnya bahan baku/penunjang dan barang modal, terjadi karena rendahnya permintaan domestik di tengah pandemi Covid-19.

"Saya memprediksi akan ada perubahan besar dalam angka perdagangan [ekspor-impor] bulanan karena penyesuaian situasi penanganan virus Corona," katanya ketika dikonfirmasi, Rabu (15/4/2020).

Meski demikian, dia memproyeksikan neraca perdagangan dan transaksi berjalan akan meningkat pada 2020. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan Maret 2020 mengalami surplus US$743 juta. Kondisi surplus ini dipicu oleh posisi ekspor yang lebih besar dari impor pada bulan lalu.

"Dan dengan hasil hari ini, kami memproyeksikan bahwa defisit transaksi berjalan Indonesia pada triwulan I/2020 akan mencapai 1,6% dari PDB, jauh di bawah 2,5% dari defisit PDB pada triwulan I/2019," ungkapnya.

Seperti diketahui, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2020 mencapai US$14,09 miliar atau meningkat 0,23 persen dari bulan sebelumnya. Adapun, nilai impor pada Maret 2020 mencapai US$13,35 miliar dollar atau naik 15,60 persen dibandingkan Februari 2020.

Lebih lanjut, impor golongan bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–Maret atau triwulan I/2020 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), yaitu masing-masing 2,82 persen dan 13,07 persen. Sebaliknya, nilai impor golongan barang konsumsi justru meningkat 7,11 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini