Impor Senjata Pada Maret Meroket

Bisnis.com,16 Apr 2020, 01:56 WIB
Penulis: Yustinus Andri DP
Anggota TNI Angkatan Darat mengangkat senjata usai apel pemberangkatan Satgas ke Papua di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (3/3/2019)./ANTARA-Abriawan Abhe

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, impor produk produk senjata dan amunisi serta bagiannya meningkat tajam pada Maret 2020.

Dalam laporan BPS, sepanjang bulan lalu, nilai impor senjata mencapai US$187,1 juta atau  naik hingga 7.384 persen, dibandingkan dengan Februari 2020 yang hanya US$2,5 juta.

Secara tahunan, nilai impor senjata pada Maret 2020 juga naik 8.809 persen.

“[impor senjata] Ini rutin dilakukan setiap tahun untuk pertahanan dan keamanan. Kebetulan 2020 jatuhnya Maret 2020,” kata Kepala BPS Suhariyanto seperti dikutip dari Tempo.co, Kamis (16/4/2020).

Melonjaknya nilai impor senjata dan amunisi hingga 70 kali lipat lebih ini, membuat komoditas tersebut menjadi produk yang mengalami kenaikan tertinggi secara persentase.

Namun, secara nilai, kenaikan impor tertinggi terjadi pada produk mesin dan perlengkapan elektronik. Impor produk mesin naik US$422,8 juta secara bulanan pada Maret 2020, menjadi US$1,6 miliar.

Setelah mesin dan senjata, tiga produk lain yang mengalami kenaikan impor tertinggi secara bulanan adalah plastik dan barang dan plastik, naik yang US$161 juta  menjadi US$733 juta. Lalu, besi dan baja, naik US$159,7 juta menjadi US$787,7 juta. Terakhir, logam mulia, perhiasan dan permata naik US$146,1 juta menjadi US$246 juta.

Adapun sepanjang Maret 2020, BPS mencatat, impor Indonesia secara keseluruhan meningkat US$1,8 miliar, atau naik sebesar 15,6 persen secara bulanan menjadi US$13,35 miliar.

Meskipun impor naik, BPS mencatat neraca perdagangan sepanjang Maret 2020 masih tetap mencatatkan surplus US$0,74 miliar. Capaian pada bulan lalu tersebut lebih rendah dari Februari 2020 yang mencapai US$2,51 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini