Heboh Obat Malaria untuk Pengobatan Covid-19, Perkebunan Kina Ketiban Berkah

Bisnis.com,16 Apr 2020, 14:08 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Chloroquine/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Dukungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk obat malaria yang digunakan untuk mengobati Covid-19 telah mendorong prospek perkebunan di pegunungan India timur.

Sekitar lahan seluas 27 kilometer persegi di dataran rendah Himalaya kini penuh dengan tanaman Cinchona, atau Kina, sebuah pohon yang kulitnya merupakan sumber alami kina bahan baku yang merupakan asal dari hydroxychloroquine, obat yang disebut-sebut oleh Trump sebagai "gamechanger" dalam perawatan virus coronan.

Dukungan Trump telah memicu penumpukan obat di antara rumah sakit dan konsumen, menimbulkan pergolakan pasokan yang bahkan memicu larangan ekspor jangka pendek di India.

"Kina sulfat yang kita dapatkan dari kulit pohon kina lebih manjur dan memiliki lebih sedikit efek samping," kata Uden Angmu Yonzone, asisten ahli kinologi di pabrik di Darjeeling, seperti dikutip Bloomberg.

Masa panen dibatasi setahun sekali, yang membatasi pasokan dan mendorong perusahaan farmasi mencari bahan sintetis yang lebih murah.

Uden tidak bisa menguraikan manfaat relatif dari kina alami. Meskipun belum ada bukti klinis konklusif bahwa hydroxychloroquine bereaksi terhadap virus corona, permintaan untuk obat itu sempat menimbulkan gejolak diplomatik singkat setelah Trump memperingatkan kemungkinan pembalasan jika Perdana Menteri Narendra Modi tidak mencabut larangan ekspor.

India memiliki beberapa produsen obat jadi terbesar di dunia serta bahan-bahan komponennya.

Samuel Rai, direktur Direktorat Kina dan Tanaman Obat Lain, mengatakan dia menerima pertanyaan tambahan dari perusahaan farmasi dan non-farmasi India yang berbasis di negara bagian Madhya Pradesh, Uttar Pradesh, dan Benggala Barat pada akhir Maret dan April mengenai pembelian kulit pohon tersebut.

Perkebunan mempekerjakan lebih dari 5.000 pekerja tetap dan lebih dari 400 pegawai pemerintah, dengan panen pada bulan Desember dan Januari. Kulit kayu itu dijual seharga 111 rupee (US$1,45) per kilogram selama lelang terakhir pada November, kata Rai.

Biji kina pertama kali diekspor pada tahun 1861 ke Royal Botanical Garden di Calcutta, kemudian ibu kota Kerajaan Inggris di India lalu perkebunan Darjeeling didirikan pada tahun 1864. Sifat obat dari kulit kayu itu diketahui oleh suku Inca di Peru, yang menyebut pohon Kinakina dalam bahasa lokal dan Cina dalam bahasa Spanyol.

"Sama seperti Dewa Hanuman yang membawa obat suci dari Himalaya untuk menyelamatkan nyawa saudara lelaki Dewa Rama Lakshmana, India dan Brasil akan bergabung dalam perang melawan virus,” tulis Presiden Brasil Jair Bolsonaro dalam suratnya kepada Modi.

Trump sebelumnya berjanji untuk membuat obat yang terjangkau yang tersedia secara luas untuk memerangi pandemi, yang telah menginfeksi hingga lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 126.000 jiwa. Hingga saat ini, belum ada obat atau vaksin yang disetujui untuk virus ini.

Di India, pemerintah telah merekomendasikan hydroxychloroquine sebagai profilaksis untuk pekerja perawatan kesehatan yang menggunakan dosis sebagai langkah pencegahan untuk menghindari tertular infeksi saat merawat pasien Covid-19.

Hydroxychloroquine dan senyawa sejenis, chloroquine, memiliki efek samping. Chloroquine dapat membunuh orang dewasa hanya dengan dua gram atau dua kali lipat dari jumlah harian yang direkomendasikan untuk perawatan, menurut sebuah studi oleh Wuhan Institute of Virology.

Obat ini diketahui memiliki efek samping jangka pendek seperti mual, diare, dan tinitus sementara penggunaan jangka panjang dapat mengganggu penglihatan. Obat inijuga dilarang digunakan oleh wanita hamil karena dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini