Tekan Dampak Corona, CORE: Manufaktur Butuh Subsidi Harga Gas dan Listrik

Bisnis.com,16 Apr 2020, 17:51 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan pemerintah sebaiknya memberikan subsidi nyata kepada sektor industri untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah wabah virus corona (Covid-19).

Apalagi, International Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia pada 2020 hanya tumbuh 0,5 persen akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, pemerintah harus menjaga sumber-sumber penggerak pertumbuhan ekonomi.

"Salah satu sektor yang menyumbang terhadap PDB [produk domestik bruto] itu industri manufaktur maka perkembangan sektor ini perlu terus diperhatikan pemerintah," katanya ketika dihubungi, Kamis (16/4/2020).

Dia menuturkan pemerintah sebenarnya sudah memberikan stimulus kepada pelaku industri manufaktur untuk mengurangi dampak negatif virus corona kepada sektor tersebut.

Jika melihat dari pendekatan yang dilakukan pemerintah, industri manufaktur sudah mendapatkan prioritas pada insentif yang tertuang dalam paket stimulus II. Termasuk di dalamnya pembebasan PPh dan PPN, baik untuk pekerja maupun perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.

"Namun, pemerintah masih bisa menambah insentif, misalnya subsidi harga gas dan listrik untuk industri. Tujuannya untuk meringankan beban pelaku usaha," imbuhnya.

Tak hanya Indonesia, IMF juga memperkirakan negara Asia lainnya seperti India akan tumbuh 1,9 persen dan Thailand mengalami kontraksi besar hingga -6,7 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini