Pandemi Covid-19: Ekonomi Memburuk, 50 Juta Warga Butuh Pinjaman

Bisnis.com,17 Apr 2020, 12:20 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
Ilustrasi - Pengemudi ojek daring menerima bantuan sembako dari Presiden Joko Widodo di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/4/2020). Sebanyak 500 paket sembako dibagikan untuk warga yang terkena dampak ekonomi akibat wabah pandemi virus Corona (COVID-19) di Kota Bogor. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas masyarakat Indonesia mengakui bahwa pandemi virus corona atau Covid-19 membuat kondisi ekonomi kian memburuk dan mengancam pendapatan.

Hal itu terungkap dalam survei nasional Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) tentang Wabah Covid-19 yang dirilis dari hari ini, Jumat (17/4/2020). Survei itu dilakukan pada 9-12 April 2020 terhadap 1.200 responden yang diwawancarai melalui telepon yang dipilih secara acak, dengan margin of error 2,9 persen.

Survei itu menyebutkan bahwa 77 persen rakyat Indonesia menilai bahwa Covid-19 telah mengancam pemasukan atau penghasilan mereka. Bahkan, sekitar 25 persen warga atau 50 juta warga dewasa menyatakan sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman.

"15 persen warga menyatakan tabungan yang dimiliki hanya cukup untuk beberapa minggu dan 15 persen warga menyatakan tabungan yang dimiliki hanya cukup untuk satu minggu," demikian hasil survei dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.

Di samping itu, Survei ini juga menunjukkan 67 persen rakyat Indonesia menyatakan kondisi ekonominya semakin memburuk sejak pandemi Covid-19.

"Yang menyatakan tidak ada perubahan 24 persen dan yang menyatakan lebih baik hanya 5 persen."

Kalangan yang paing terkena dampak ini adalah mereka yang yang bekerja di sektor informal, kerah biru, dan kelompok yang mengandalkan pendapatan harian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini