Agar Mal Tak Ditinggal penyewa, Ini yang Bakal Dilakukan Pengelola

Bisnis.com,17 Apr 2020, 14:25 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Suasana lengang terlihat di salah satu pusat perbelanjaan usai adanya anjuran untuk menjaga jarak sosial dan beraktivitas dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona di Jakarta, Senin (23/3/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Lantaran diterpa wabah covid-19, banyak para penyewa ritel dan juga pengembang properti ritel yang kemudian menunda rencana ekspansinya. Sejumlah mal juga tutup hingga seluruh kondisi perekonomian kembali normal.

“Dengan kondisi seperti ini, kemungkinan pengembang akan memberi keringanan bayar sewa bagi para tenant, misalnya, bisa dibayarkan pada masa akhir sewa,” ungkap Ferry Salanto, Senior Associate Director & Research Colliers International Indonesia melalui laporan tertulis, dikutip Jumat (17/4/2020).

Dalam laporan kuartal I/2020, Colliers menyebutkan bahwa sepanjang 2020 ini, pusat perbelanjaan yang baru saja diluncurkan akan makin kesulitan mencari penyewa dan mengisi ruang yang ada. Kondisi ini akan menjadi tantangan berat bagi properti ritel.

Namun, untuk pusat perbelanjaan yang masih beroperasi masih bisa menarik pendapatan dari penyewa. Hanya saja, pada saat seperti ini, kemungkinan para pemilik properti ritel akan memberi sejumlah diskon dan harga kompetitif agar penyewa tetap bertahan dan tetap menyewa.

“Yang kami ketahui, para stakeholder dari pengembang real estat, pemilik lahan, peritel, dan perbankan telah mendiskusikan untuk menemukan solusi bersama dalam mengatasi masalah yang terjadi saat ini.

“Para tenant yang menyewa lahan cukup besar umumnya juga lebih fleksibel terhadap pemilik lahan dengan tetap berkomitmen melakukan sewa. Hal ini dilakukan agar tidak memperparah kondisi saat ini,” ungkap Ferry.

Pada kuartal I/2020, Colliers mencatat seharusnya ada tambahan ruang ritel sebanyak sekitar 28.000 meter persegi. Namun, Colliers masih menantikan keputusan para pemilik properti ritel baru terkait dengan adanya penundaan pembukaan setelah adanya aturan pembatasan sosial berskala besar.

“Tingkat kekosongan juga pasti akan berkurang secara bertahap, kami memperkirakan penurunannya tidak terlalu cepat karena pertumbuhan pasok baru juga tidak tinggi tahun ini,” kata Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini