Pasokan Berkurang, Harga CPO Tak Kunjung Terkerek

Bisnis.com,17 Apr 2020, 16:13 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Pekerja memindahkan tandan buah segar sawit./Sanjit Das-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah sentimen pandemi Covid-19 yang memberi tekanan pada jumlah pasokan, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (cpo) diperkirakan belum bisa keluar dari tren penurunan.

Analis Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan bahwa harga CPO belum lepas dari jeratan bearish meskipun banyak perusahaan produsen telah menekan produksi untuk menyesuaikan kondisi bisnis akibat pandemi Covid-19. 

Pemangkasan produksi tersebut seharusnya menjadi katalis positif bagi harga karena pasokan yang rendah. Saat ini, prospek pasokan yang sudah rendah itu tetap dinilai tidak akan terserap dengan baik oleh pasar. 

Bahkan ketika menjelang bulan Ramadan yang seharusnya menjadi puncak permintaan CPO, harga tak kunjung terdongkrak.

Permintaan yang rendah itupun tercermin dari cadangan CPO Malaysia periode Maret yang mencatatkan kenaikan 1,7 persen menjadi 1,73 juta ton. Perolehan tersebut menjadi kenaikan pertama setelah lima bulan berturut-turut cadangan CPO Malaysia terkontraksi.

Kekhawatiran pasar terhadap meningkatnya persediaan dan ekspor yang lebih rendah telah membebani pasar.

"Namun, setidaknya karena prospek rendahnya pasokan karena perusahaan menahan produksi akan membuat harga CPO sulit untuk anjlok ke bawah level 2.000 ringgit per ton," ujar Wahyu saat dihubungi Bisnis, Jumat (17/4/2020).

Dia memproyeksi rata-rata harga CPO untuk tahun ini berada di kisaran 2.600-2.700 ringgit per ton, dengan level konsolidasi sekitar 2.300 ringgit per ton. 

Perkiraan harga tersebut berdasarkan prospek permintaan CPO yang tidak akan lebih baik daripada tahun lalu dan pelemahan harga minyak global yang juga menyeret turun harga CPO.

Sementara itu, mengutip publikasi riset Alliance DBS terbaru rata-rata harga CPO pada tahun ini berada di kisaran 2.200-2.450 ringgit per ton. 

Permintaan dari dua importir terbesar dunia, China dan India, saat ini akan menjadi kunci pertumbuhan pasar CPO.

"Ini bisa menggaris bawahi ketahanan permintaan CPO dalam menghadapi pandemi Covid-19. Permintaan yang baik dari kedua negara itu dapat menjaga stok CPO untuk tetap stabil," tulis Alliance DBS seperti dikutip dari risetnya, Jumat (17/4/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini