Cara Petani dan Pengusaha Kopi Bertahan di Tengah Pandemi Corona

Bisnis.com,17 Apr 2020, 13:03 WIB
Penulis: Desyinta Nuraini
Es kopi susu kini menjadi peluang bisnis yang menarik. Pengusaha es kopi susu tengah menciptakan varian rasa baru untuk menambah ketertarikan konsumen./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Para petani dan pengusaha kopi berupaya menjaga stabilitas penjualan dan harga. Mereka mengandalkan penjualan secara online di tengah pandemi virus corona.

Pengusaha kopi dan anggota Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI), Wildan Mustofa mengatakan para pengusaha kecil dan menengah telah melakukan adaptasi pada proses-proses penjualan kopi, seperti melakukan penjualan secara online dan memberikan diskon produk.

"Para pemilik kafe skala kecil dan menengah mengadopsi beberapa taktik penjualan seperti menjadi mitra di marketplace, memberikan diskon produk serta layanan antar," ujarnya dalam pesan singkat yang diterima Bisnis, Jumat (17/4/2020).

Kendatipun omset penjualan menurun drastis bisa sampai 90 persen, para pengusaha kopi katanya akan tetap membeli hasil panen kopi ke petani namun dengan skala yang mungkin lebih kecil.

"Oleh karenanya kami butuh dukungan pemerintah untuk juga membeli atau menampung hasil panen petani agar harga pasaran kopi tidak turun drastis," pinta pemilik CV Frinsa ini.

Menurut Wildan, periode panen kopi sudah dimulai di beberapa lokasi seperti Aceh dan puncaknya akan terjadi pada Mei hingga September 2020 mendatang.

Direktur Eksekutif SCOPI Paramita Mentari Kesuma menjelaskan berdasarkan survei singkat yang dilakukan pihaknya, mayoritas petani paham dengan situasi saat ini dimana Indonesia juga dilanda virus corona. Akan tetapi, sebagian besar dari mereka belum memperoleh informasi terkait langkah antisipasi, dukungan, atau bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah kepada koperasi atau petani kopi.

Para petani, pelaku UMKM, pelaku dalam supply-chain dan eksportir kopi berharap adanya dukungan pemerintah berupa bantuan finansial langsung (pendanaan), bantuan langsung tunai (BLT), biaya operasional, insentif pajak, membuka resi gudang yang bisa diakses pada pelaku usaha di sektor ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini