Bisnis.com, JAKARTA -- Di tengah pandemi virus corona, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menyatakan penurunan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mulai terasa sejak bulan ini.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan saat ini permintaan KUR masih ada, meskipun jumlahnya sangat kecil. KUR disalurkan pada usaha yang tidak terdampak pandemi Covid-19.
Menurutnya, penurunan penyaluran KUR mulai terasa sejak April 2020. Meskipun Bank Mandiri tetap menyalurkan KUR, jumlahnya terhitung kecil untuk mencapai target tahun ini.
"Kemungkinan tidak tumbuh [penyaluran KUR mulai April], karena run off lebih besar daripada new booking," katanya.
Soal stimulus pemerintah yang memberikan relaksasi pengajuan KUR, dia menilai harus dikembalikan pada permintaan masyarakat. Di tengah wabah corona, kebutuhan masyarakat untuk mengajukan KUR menurun.
Apalagi saat ini pengajuan KUR mengalami kendala karena kredit baru harus diajukan dengan melakukan kunjungan ke kantor cabang. Sementara itu, saat ini pengajuan kur yang diterima Bank Mandiri berasal dari nasabah eksisting maupun eks nasabah yang pernah melakukan pinjaman.
Menurutnya, saat ini perseroan lebih fokus melakukan restrukturisasi KUR yang bermasalah. Apalagi saat ini zona merah Covid-19 yang semakin meluas.
"Kalaupun ada realisasi, sangat kecil. Demand pinjaman turun mengikuti sektor riil yang menurun," katanya.
Adapun, sepanjang kuartal I/2020 Bank Mandiri telah menyalurkan KUR senilai Rp6,58 triliun kepada 79.060 debitur. Penyaluran KUR didominasi pada penyaluran ke bidang pertanian dengan porsi sebesar 24,80 persen, jasa produksi 22,81 persen, dan perdagangan 40,58 persen.
Realisasi penyaluran KUR pada kuartal I/2020 tersebut naik 27 persen dibandingkan dengan kuartal I tahun lalu yang senilai Rp5,17 triliun.
Analis Perhimpunan Perbankan Nasional (Perbanas) Dendy Indramawan mengatakan penyaluran KUR masih terpantau cukup baik pada awal tahun, terutama pada bank-bank milik negara yang bertugas sebagai penyalur terbesar.
Namun, risiko kredit termasuk pada debitur UMKM di KUR yang meningkat masih akan menjadi perhatian utama dalam pemberian kredit.
“Bagaimanapun, KUR masuk dalam kredit segmen UMKM yang saat ini risikonya juga meningkat,” katanya kepada Bisnis, Senin (20/4/2020).
Dia berpendapat, bank-bank penyalur KUR mulai akan selektif dalam memberikan kredit baru berikutnya. Meskipun pemerintah memberikan subsidi dan jaminan pembayaran selisih bunga, tetapi risiko kredit yang meningkat akan menjadi acuan pertama dalam penyaluran KUR baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel