Kelangkaan Reagen, Menristek Pastikan PCR Dalam Negeri Rampung Bulan Depan

Bisnis.com,23 Apr 2020, 18:48 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Menteri Riset dan Teknologi Bambang P. S. Brodjonegoro. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Konsorsium Covid-19 tengah berupaya untuk mengembangkan alat tes diagnostik berbasis polymerase chain reaction (PCR) untuk menjawab kelangkaan reagen di dalam negeri.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonogoro menuturkan alat tes itu diperkirakan selesai dalam waktu dekat.

“PCR yang kita kembangkan ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan dari reagen yang berasal dari luar negeri,” kata Bambang saat memberi keterangan di dalam video conference virtual Penyambutan Tim Medis Covid-19 Kota Tangerang Selatan di Wisma Tamu Puspitek, Jakarta, pada Kamis (23/4/2020).

Dia menerangkan PCR yang dikembangkan berbasis pada transmisi virus lokal sehingga berbeda dengan alat diagnostik yang didatangkan dari luar negeri yang berbasis pada karakteristik virus imported case.

“Memang ini masih dalam tahap uji coba, kita berharap segera dapat sertifikat dari Kemenkes untuk segera diproduksi dalam jumlah besar agar dapat dipakai,” kata dia.

Karena, dia beralasan, saat ini reagen barang langka yang diburu oleh hampir semua negara. “Jika kita mampu buat sendiri, kita pelan-pelan bisa mengungari ketergantungan dari barang impor,” ujarnya.

Konsorsium Covid-19 yang diketuai oleh Plt. Staf Ahli Bidang Infrastruktur Ali Ghufron Mukti ini terdiri dari lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) di lingkungan Kemenristek/BRIN, Balitbang Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perguruan tinggi, diaspora, Ikatan Dokter Indonesia, rumah sakit dan industri yang diarahkan untuk menciptakan inovasi untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon virus corona dengan dukungan anggaran dari Kemenristek/BRIN.

Konsorsium Covid-19 akan merampungkan produksi laboratorium bergerak berbasis polymerase chain reaction bulan depan. Langkah itu dilakukan untuk membantu memenuhi target pemeriksaan 10.000 spesimen per hari terkait dengan Covid-19.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro menuturkan bahwa tahapan produksi laboratorium itu sudah pada tahap akhir.

“Sedang pengerjaan tahap akhir dan melengkapi izin PCR [polymerase chain reaction] test kit-nya. Targetnya sebulan lagi bisa mulai beroperasi mobile laboratorium BSL [biosafety level] 2 untuk tes Covid-19 yang terdiri atas PCR, rapid test, dan cek darah,” kata Bambang melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Kamis (16/4/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini