Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk. berupaya menggenjot pendapatan non-bunga (fee based income) di tengah wabah virus corona.
Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengakui sejak Maret 2020 memang telah terjadi penurunan fee based income dengan besaran 15 persen. Penurunan tersebut terjadi karena nasabah mengurangi kegiatan maupun wait and see atas kondisi ekonomi.
"Memang menjadi tantangan secara revenue termasuk fee income. Ke depan sepertinya belum bisa balik normal," katanya, Kamis (23/4/2020).
Meskipun demikian, CIMB Niaga mengaku akan terus berupaya untuk meningkatan fee based income. Selama kuartal I/2020, dia menyebutkan pertumbuhan fee based income CIMB Niaga cenderung flat.
Saat ini semua tenaga sales relationship manager (RM) memang melakukan kerja di rumah saja, tetapi masih terus terkoneksi dengan nasabah. Beberapa produk investasi, bank assurance, dan treasury tetap ditawarkan.
"Kami tetap saja mengejar fee based income, sekuat tenaga," katanya.
Sebelumnya, pada awal tahun perseroan memproyeksikan pertumbuhan pendapatan komisi atau fee based income sebesar 12,5 persen sepanjang 2020. Salah satu pendorongnya adalah dua produk baru perseroan.
Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan porsi fee based income (FBI) dari total operating income pada tahun lalu adalah sebesar 25 persen sampai 30 persen.
Selain dari fee base income, perseroan juga mengharapkan peningkatan pendapatan dari dana murah (current account and saving account/CASA). Saat ini rasio CASA CIMB Niaga terhadap himpunan dana pihak ketiga adalah sebesar 55 persen.
CIMB Niaga, lanjut Tigor, akan terus melakukan inovasi untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan. Inovasi lainnya yakni dari ritel untuk memudahkan nasabah bertransaksi dari semua lending platform.
"Kami menargetkan CASA di atas 55 persen. Memang 55 persen bukan angka mudah untuk dipertahankan, tetapi kami akan terus lakukan inovasi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel