Garuda Masih Bolak-balik Australia, Ini Klarifikasi Menlu Retno

Bisnis.com,23 Apr 2020, 19:13 WIB
Penulis: Newswire
Menlu Retno Marsudi saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait larangan sementara berkunjung ke Arab Saudi/Bisnis-Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri memastikan penerbangan ke Australia yang masih dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah dalam rangka pemulangan lembali warga negara dari dan ke negara tersebut.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan maskapai Garuda Indonesia masih melayani penerbangan repatriasi ke Sidney dan Melbourne, Australia, untuk membantu kepulangan warga negara dari dan ke negara tersebut.

"Saya berkomunikasi secara reguler dengan Garuda Indonesia. Fakta bahwa Garuda Indonesia masih terbang sekali seminggu ke Sidney dan Melbourne, untuk membantu membawa pulang warga negara," kata Retno, Kamis (23/4/2020).

Dia menuturkan Garuda Indonesia tidak hanya membantu warga negara Indonesia pulang ke Tanah Air, tetapi juga membantu warga negara lain pulang ke negaranya.

Pihaknya juga menyampaikan kebijakan mengenai ada atau tidaknya pembatasan perjalanan dari dan keluar negeri terus dievaluasi pemerintah. Adapun, inti dari semua kebijakan yang diambil pemerintah adalah untuk melindungi kesehatan publik dan membuat kurva Covid-19 menjadi datar.

Sebelumnya, Garuda Indonesia memastikan layanan penerbangan dari dan menuju Australia dab Belanda akan tetap beroperasi menyusul restriksi pergerakan warga negara asing ke sejumlah negara terkait dengan pandemi Covid-19.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan pengoperasian layanan penerbangan dari dan menuju Australia dan Belanda tersebut merupakan bentuk dukungan Garuda Indonesia untuk memfasilitasi pergerakan warga negara Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air.

Sebaliknya warga negara Belanda dan Australia yang hendak kembali ke negaranya masing-masing dari Indonesia. Adapun , pengoperasian penerbangan tersebut dengan menyesuaikan tingkat permintaan
dan kebutuhan yang ada.

Alhasil, lanjutnya, frekuensi penerbangan kedua negara tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan trafik pergerakan penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini