Bisnis.com, JAKARTA- Di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19 yang sudah hampir dua bulan berlangsung dan membuat banyak pelaku bisnis meradang, sejumlah perusahaan multifinance mengungkapkan kondisi keuangan masih relatitf stabil.
Beberapa perusahaan pembiayaan menyebutkan likuiditas yang dimiliki masih memadai, baik untuk operasional maupun untuk melunasi utang-utang yang jatuh tempo pada tahun ini, sehingga perusahaan belum perlu mencari pinjaman atau menerbitkan surat utang yang baru.
Hal ini antara lain disampaikan oleh perusahaan pembiayaan yang terafiliasi dengan perbankan, seperti PT BCA Finance dan PT Mandiri Tunas Finance. Direktur PT BCA Finance Roni Hasli menjelaskan saat ini pihaknya sedang fokus untuk melunasi pinjaman jangka pendek dari perbankan dan belum berniat mencari pendanaan dari pasar modal.
"Sementara ini belum ada rencana untuk mengeluarkan obligasi baru lagi, sedangkan untuk pinjaman jangka pendek perbankan saat ini sudah kami lunasi semua," ujarnya baru-baru ini.
Dengan kondisi tersebut, perusahaan pembiayaan dari grup Bank BCA itu mengklaim memiliki pendanaan yang stabil. Adapun BCA Finance saat ini memiliki outstanding obligasi yang telah diterbitkan senilai Rp1,5 triliun.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Direktur Keuangan PT Mandiri Tunas Finance Armendra. Dia menjelaskan pihaknya saat ini terus memastikan cashflow perusahaan dapat berjalan dengan baik. "Untuk lending atau pembiayaan saat ini kami menggantungkan pada kondisi likuiditas dengan fokus pendanaan dari collection kami," ujarnya.
Dia menjelaskan upaya ini dilakukan untuk memastikan cashflow perseroan berjalan baik. Pasalnya, dengan melakukan restrukturisasi atau penundaan angsuran nasabah yang tentunya akan berdampak pada inflow, MTF juga harus mengimbanginya dengan efisiensi di sisi outflow.
MTF yang merupakan bagian dari Bank Mandiri juga memiliki kewajiban obligasi yang jatuh tempo pada Juni 2020 mendatang dengan nilai sekitar Rp610 miliar. Untuk pembayaran surat utang tersebut, lanjut Armendra, pihaknya sudah memiliki cadangan dana atau celengan untuk pelunasannya.
Dihubungi dalam kesempatan terpisah, Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menjelaskan saat ini pihaknya masih menantau kondisi pasar pembiayaan sehingga belum memiliki rencana untuk menambah emisi surat utang. Sudjono menuturkan, kondisi kas internal masih masih mencukupi, termasuk untuk membayar utang yang jatuh tempo tahun ini.
"Soal rencana penerbitan obligasi, sampai saat ini kami masih memonitor kondisi pasar, saat ini funding kami 80% dari perbankan sedangkan sisanya 20% dari obligasi," ujarnya.
Pada Maret lalu, BFI Finance memiliki obligasi jatuh tempo senilai total Rp713 miliar dan sudah dilunasi dengan kas internal. Selain itu ada juga beberapa obligasi lainnya yang akan jatuh tempo di akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel