Inflasi April 2020 Diperkirakan 0,8%, Bawang Merah Kian Mahal

Bisnis.com,24 Apr 2020, 14:24 WIB
Penulis: Fahmi Achmad
Petani mengeringkan bawang merah setelah dipanen di Kampung Cicayur, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/5/2019)./ANTARA-Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA-- Hasil survei Bank Indonesia mencatatkan inflasi April 2020 diperkirakan sebesar 0.18 persen secara bulanan. Angka tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Onny Widjanarko, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia menyebutkan berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV April 2020, inflasi April 2020 diperkirakan sebesar 0,18 persen (mtm).

Secara tahun kalender sebesar 0,94 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,78 persen (yoy).

Berdasarkan hasil survei BI tersebut, penyumbang inflasi April 2020 antara lain berasal dari komoditas bawang merah (0,12 persen), emas perhiasan (0,09 persen), jeruk (0,05 persen), gula pasir (0,02 persen), air minum kemasan (0,02 persen), tempe, tahu mentah, beras, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi yaitu cabai merah (-0,11 persen), daging ayam ras (-0,08 persen), telur ayam ras, bawang putih, dan angkutan udara masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).

Namun demikian pantauan inflasi pada minggu IV April 2020 lebih rendah dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Hal itu terutama akibat masih turunnya harga cabai merah, daging ayam ras, bawang putih dan mulai turunnya harga jeruk.

Sementara itu, sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga dari minggu sebelumnya yaitu bawang merah dan air minum kemasan.

"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu," kata Onny dalam siaran pers, Jumat, 24/4/2020.

Selain itu, ujarnya, BI akan memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini