Angka Kematian Covid-19 di Italia Turun

Bisnis.com,27 Apr 2020, 11:59 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Tenaga medis bersiap untuk mengevakuasi pasien di pusat triase yang didirikan tenda dan bangunan darurat yang dibuat untuk membantu sistem perawatan kesehatan di kawasan rumah sakit di Brescia, Italia, Jumat (13/3/2020). Penyebaran wabah virus corona (Covid-19) di Italia cukup signifikan dengan pertumbuhan jumlah kematian pasien yang mencapai 14 persen. Bloomberg/Francesca Volpi

Bisnis.com, JAKARTA - Italia akan memperlonggar pembatasan ketat (lockdown) yang diberlakukan tujuh minggu lalu karena mulai mengalami angka kematian harian terendah sejak pertengahan Maret lalu terkait penyebaran wabah Covid-19.

Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan pelonggaran pembatasan akan dilakukan mulai 4 Mei. Orang-orang akan diizinkan mengunjungi kerabat mereka dalam jumlah kecil meski tetap harus pakai masker.

Taman-taman akan dibuka kembali, tetapi sekolah tidak akan memulai kembali kelas hingga September. Pengujung kafe dibatasi dengan tetap menjaga jarak aman.

Negara-negara lain seperti Swiss dan Spanyol juga melakukan relaksasi.

Italia mencatat 260 kematian terkait virus baru kemarin atau angka harian terendah sejak 14 Maret. Total kematian sekarang di angka 26.644 orang atau yang tertinggi di Eropa seperti dikutip BBC.com, Senin (27/4/2020).

Negara ini telah mengonfirmasi 197.675 kasus virus mematikan itu, menurut data dari Johns Hopkins University, yang melacak penyakit secara global.

Karena jumlah kasus telah menurun maka  pihak berwenang sekarang percaya tingkat penularan cukup rendah sehingga membenarkan pelonggaran pembatasan yang hati-hati.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kematian di Italia adalah faktor usia penduduknya. Italia memiliki populasi tertua di Eropa karena sekitar 23 persen penduduknya berusia di atas 65 tahun seperti dikutip The New York Times.

Usia rata-rata (median) negara ini adalah 47,3, dibandingkan dengan 38,3 di Amerika Serikat dan Indonesia 30,5. Banyak kematian Italia terjadi di antara orang berusia 80-an dan 90-an karena rentan terhadap komplikasi parah dari Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini